Konflik Monyet dan Manusia, Rampas Makanan Hingga Masuk Bandara

Share

Nukilan.id – Satu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) bernasib tragis di Kota Batam, Kepulauan Riau, baru-baru ini. Ia dibunuh setelah mengganggu dan memakan dagangan takjil seorang pedagang di tepi jalan.

Seorang warga memukul dan menusuk monyet dengan tongkat sampai mati. Monyet-monyet lain juga menyasar bandara Kota Batam untuk mencari pakan. Konflik monyet dan manusia terus terjadi di Kota Batam. Diduga kuat, salah satu penyebabnya hutan sebagai habitat mereka tergerus jadi pengembangan kota.

Kejadian pembunuhan monyet ini berawal ketika pedagang menjajakan makanan kue untuk takjil berbuka puasa di tepi jalan di Perumahan Modena, Kota Batam. Ruas jalan ini merupakan perlintasan utama kendaraan di Batam. Di sepanjang jalan di kelilingi pepohonan.

Davin yang melihat kejadian bercerita, melihat kerumunan tak biasa di lokasi pedagang takjil. “Saya lihat ramai sekali, tidak seperti sore-sore biasanya,” katanya, awal April.

Dia penasaran dan mendekat. Dia melihat seekor monyet di meja sedang memakan kue takjil yang tersusun rapi.

Berapa kali warga mengusir monyet tetapi tak bisa. “Ada juga yang merekam, karena mungkin lucu dan tidak mau ngusir karena takut dicakar,” katanya. .

Selang beberapa menit, seorang warga keluar dari arah perumahan membawa tongkat. Davin mengira itu tongkat sapu untuk mengusir monyet. Setelah dia perhatikan terdapat besi runcing di bagian ujung tongkat. “Beberapa orang waktu itu teriakin, pukul kepalanya bang,” kata Davin menirukan.

Seketika pria dengan tongkat mendorong dan memukul kepala monyet. Beberapa saat monyet mengeluarkan suara keras. “Setelah itu diam saja.”

Davin kaget, saat tongkat diangkat monyet tertancap di tongkat. “… sangat disayangkan kok sampai dibunuh,” katanya.

Kematian monyet ini juga tersebar di media sosial. Kebanyakan netizen menyayangkan pembunuhan monyet. Menurut mereka cukup dengan mengusir.

Beberapa waktu lalu, gerombolan monyet ekor panjang juga meringsek masuk ke Bandara Internasional Hang Nadim. Satu dari mereka bahkan lari sampai ke pintu kedatangan bandara ketika ditangkap petugas.

Peristiwa ini sempat viral di media sosial. Terlihat petugas kesulitan menghalau monyet yang bertenger di atas pintu kedatangan. Sebelum akhirnya berhasil di usir keluar dari bandara.

“Kita belum menemukan solusi jangka panjang mengatasi masalah monyet ekor panjang ini,” kata Decky, Kepala Seksi Konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kepulauan Riau dalam artikel Mongabay sebelumnya.

Konflik satwa dan manusia terjadi, katanya, kuat dugaan karena hutan yang jadi habitat mereka terus tergerus. “Habitat mereka makin sempit dan sumber pakan mereka juga makin berkurang, hingga harus mencari ke tempat lain.”

Data Global Forest Watch (GFW) menunjukan pada 2001, Batam memiliki 39.200 hektar hutan primer. Hutan di Batam membentang 38% dari luas daratan. GFW menyebutkan, dalam 2020, Batam kehilangan 435 hektar hutan primer. [Mongabay]

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News