Nukilan.id – Setelah sebulan berpuasa, umat muslim akan segera merayakan hari kemenangan. Meski tahun ini pandemi masih belum usai, pemerintah agaknya sudah melonggarkan aturan agar masyarakat dapat mudik pada momen lebaran ini.
Mudik dan bertemu keluarga di kampung halaman tentu jadi momen yang ditunggu-tunggu untuk saling melepas rindu dan bersilaturahmi dengan orang-orang terdekat. Biasanya ketika libur lebaran, semua anggota keluarga yang selama ini terpisah kota atau negara akan pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga.
Lebaran tentu kurang lengkap tanpa masakan yang khas. Selain ketupat dan opor ayam yang umum disajikan, setiap daerah juga biasanya punya hidangan khas masing-masing dan membuat hidangan khas lebaran jadi semakin beragam.
Di Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Ketapang, ada menu lebaran unik yaitu ketupat colet. Seperti apa hidangan tersebut? Berikut penjelasannya:
Ketupat colet khas Ketapang
Warga Kabupaten Ketapang tentu sudah tidak asing dengan hidangan ini. Ketupat colet merupakan makanan khas masyarakat Melayu dan selalu disajikan saat lebaran, baik Idulfitri dan Iduladha, atau pada acara khusus seperti syukuran atau menyambut tamu istimewa.
Sebenarnya ketupat colet tidak jauh berbeda dari ketupat pada umumnya. Ketupat dibuat dari bahan dasar beras yang dibungkus oleh anyaman daun kelapa muda atau yang biasa disebut janur. Ketupat kemudian direbus dengan santan sampai matang.
Perbedaan ketupat colet adalah penyajiannya yang dicolet atau dicocol dengan rendang yang dimasak tidak terlalu kering seperti kalio sehingga bumbu-bumbunya masih banyak dan agak basah. Rendang dan bumbunya yang melimpah akan dibuat jadi cocolan ketupat.
Biasanya agar lebih mudah disantap dengan tangan, daging pada rendang akan dipotong kecil-kecil. Perpaduan ketupat yang lembut dengan daging rendang yang gurih, pedas, dan berempah ini sangat memanjakan lidah.
Selain dengan rendang, ketupat colet ini juga biasa dinikmati dengan opor atau sambal ale-ale. Bagi yang kurang akrab dengan nama ale-ale adalah sejenis kerang atau remis dengan kulit halus yang biasa ditemukan di pesisir pantai Kabupaten Ketapang. Cangkangnya berwarna putih dan dagingnya berwarna putih bening.
Jika berkesempatan mengunjungi Kabupaten Ketapang, Anda wajib coba makan ale-ale karena secara khusus hanya ada di sana. Saking ikoniknya, pemerintah setempat bahkan menjadikan ale-ale sebagai ikon kuliner dan dibangun Tugu Ale-ale yang juga merupakan titik 0 kilometer Ketapang.
Ale-ale dikenal sebagai makanan yang berprotein tinggi dan rasanya gurih. Ale-ale juga mudah diolah jadi berbagai jenis masakan untuk teman makan nasi hangat, seperti dibuat sambal, tumisan, serundeng, sambal mercon, asam manis, bahkan sesederhana direbus dan dibumbui garam pun sudah nikmat.
Ketika lebaran tiba, Anda tinggal memilih makan ketupat colet dengan rendang atau sambal ale-ale. Yang pasti cara makannya harus dicolet atau dicocol.
Selain ketupat colet, jangan lupa mencicipi makanan khas Kalimantan Barat lain. Misalnya jenjorong, sejenis kue berbahan dasar tepung beras, tepung kanji gula merah, air daun suji dan pandan, dan santan yang dikukus. Jenjorang umumnya disajikan di mangkuk kecil dari daun pisang.
Kemudian untuk makanan asin bisa mencoba sotong pangkong yang juga terkenal Pontianak. Sotong pangkong berbahan cumi-cumi yang dikeringkan terlebih dahulu kemudian dibakar menggunakan arang. Setelah itu, cumi akan dipukul-pukul menggunakan palu sampai bentuknya lebih pipih dan disajikan dengan saus cabai dan cuka. [GNFI]