Nukilan.id – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, mengajak mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) Universitas Islam (UIN) Ar-Raniry agar aktif mengampanyekan anti narkoba. Ajakan itu disampaikan Farid saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan mahasiswa fakultas tersebut, Kamis (15/12/2022).
Kegiatan RDP tersebut menghadirkan narasumber antara lain Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Banda Aceh, Masduki dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Saintek UIN Ar-Raniry, Budi Azhari.
Farid Nyak Umar mengatakan, mahasiswa berperan penting dalam mengampanyekan gerakan anti narkoba dalam mewujudkan Banda Aceh bebas narkoba. Sebab para pemuda merupakan calon pemimpin di masa mendatang dan jumlah populasinya sangat besar. Maka, peran positif mahasiswa yang berada dalam kelompok usia produktif ini sangat dibutuhkan untuk melalukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat akan bahaya narkoba.
“Kita harus terlibat aktif mengampanyekan bahaya dan dampak buruk dari narkoba, sebab narkoba bisa menghancurkan masa depan anak-anak muda Aceh. Dan mahasiswa harus berada di garda terdepan dalam mengkampanyekan gerakan anti narkoba, sehingga image negatif tentang Aceh selama ini dapat terkikis,” kata Farid di hadapan para mahasiswa.
Farid juga menambahkan bahwa DPRK Banda Aceh juga sedang menginisiasi Rancangan Qanun (raqan) tentang Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan, Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GNPN). Ditargetkan qanun tersebut bisa segera dituntaskan pembahasannya pada akhir tahun 2022 ini.
“Kita berharap Banda Aceh memiliki regulasi khusus dalam mengantisipasi peredaran dan penyalahgunaan narkoba, sehingga bisa memberikan proteksi khususnya kepada genap muda kita,” ujar Ketua DPD PKS Banda Aceh tersebut.
Sementara itu, Kepala BNNK Banda Aceh, Masduki, yang juga hadir dalam RDP tersebut menyampaikan, pada tahun 2045 Indonesia mendapatkan bonus demografi karena penduduk berusia produktif lebih banyak dari umur non produktif. Para generasi produktif ini perlu dijaga sehingga tidak menjadi korban penyalahgunaan narkoba.
Jika pemilik usia produktif ini tidak dijaga kata Masduki, maka Indonesia emas yang dicita-citakan terwujud bertepatan dengan usia seratus tahun Indonesia itu hanya tinggal cita cita. Oleh karena itu, upaya mahasiswa untuk menjaga kawan-kawan sebayanya dari bahaya narkoba merupakan suatu keniscayaan.
“Gagalnya kita membina generasi saat ini sama dengan gagalnya kita membangun bangsa ke depan karena pemuda saat ini adalah pemimpin masa depan. Karena itu, kami mengajak para mahasiswa untuk terlibat aktif dalam mengampanyekan pemberantasan narkoba ini,” kata Masduki.
Lebih lanjut Masduki mengatakan, dengan menjadi relawan dalam mengkampanyekan anti narkoba maka secara otomatis akan menjadi pengingat bagi diri sendiri untuk menjauhi narkoba.
“Kalau kita tidak menjadi relawan maka sikap kita terhadap penyalahgunaan narkotika itu tidak tegas, tetapi kalau kita jadi relawan akan jadi sebaliknya, atau paling tidak sudah tersugesti dalam diri tidak akan mendekati narkotika dan sejenisnya,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Fakultas Saintek, Budi Azhari, menyampaikan jika selama ini image Aceh identik dengan narkoba atau ganja. Karena itu dia berharap, dengan adanya kegiatan seperti ini dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa untuk turut mengampanyekan kepada masyarakat luar tentang Aceh yang sebenarnya.
“Harapan kita para mahasiswa dapat berkontribusi positif dalam mendukung program pemerintah kota dan DPRK dalam mewujudkan Banda Aceh yang bebas narkoba. Semoga kampus UIN Ar-Raniry bisa menjadi perintis gerakan anti narkoba,” pungkas Budi Azhari.
Kegiatan yang dikemas dalam tema “Peran Pemuda dalam Mewujudkan Banda Aceh Bebas Narkoba” ini dipandu oleh Ketua Prodi Teknologi Informasi Fakultas Saintek UIN Ar-Raniry, Ima Dwitawati, selaku moderator. [Reji]