Nukilan.id – Ketua Badan Reintegerasi Aceh (BRA) Azhari Cagee mengatakan kesejahteraan eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) merupakan tanggungjawab pemerintah.
“Pemerintah bertanggungjawab mensejahterakan semua eks kombantan di Aceh,” kata Azhari Cagee yang juga menjabat sebagai Juru bicara KPA di Banda Aceh, Jumat (26/11/2021).
Dijelaskan, dalam amanah Memorandum of Understanding (MoU) Helsingky menyatakan bahwa eks kombatan berhak memperoleh lahan pertanian dan lapangan pekerjaaan.
“Sekarang kita melihat dinamika dari butiran MoU Helsingki yang sudah 15 tahun lamanya, tetapi sekarang eks kombatan belum merasakan kesejahteraan, karena masih banyak pengaduan-pengaduan dan kondisi ekonomi yang mereka rasakan masih perlu perhatian,” ucap Azhari.
Menurutnya, kalau hanya berharap dengan anggaran Pemerintah Aceh ini tidak akan pernah terealisasi, karena jelas dalam qanun BRA sudah disebutkan bisa memperoleh anggaran lain yang sifatnya tidak mengikat.
“Maka BRA sendiri perlu keamanan, kenyamanan dan kedamaian yang juga bagian dari Pemerintah Aceh selaku pengambil hasil dari pada perjuangan Aceh,” ujar Azhari Cagee.
Oleh karena itu, kata dia, sudah sepatutnya pemerintah pusat maupun daerah memikirkan nasib eks kombatan GAM.
Ia berharap kepada pemerintah pusat dan daerah untuk dapat membantu menyediakan lapangan pekerjaan bagi eks kombatan GAM seperti amanah dalam MoU Helsinky.
Selain itu, Azhari Cagee juga mengatakan, kedepan pihaknya akan bermusyawarah dengan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dan juga akan menyurati Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membahas terkait bantuan untuk para eks kombatan GAM.
“Kita minta perusahaan BUMN dan perusahaan swasta lainnya di Aceh untuk memberi lowongan pekerjaan kepada eks kombatan,” tegasnya.
“Kita tahu sendiri, sekarang ini lowongan pekerjaan begitu rumit persyaratannya, karena para eks kombatan pasti tidak mempunyai pengalaman yang begitu luas di bidang pekerjaan. Karena tempo dulu sibuk dengan perjuangan untuk Aceh, sehingga skill dan pengalaman mereka begitu minim,” tuturnya.
Reporter : Hadiansyah