Nukilan.id – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan mengimplementasikan Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution (NUTEC Plastic) dalam pengelolaan dan daur ulang limbah plastik. Tujuannya untuk mengurangi timbulan sampah plastik di Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mengatakan, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah menyiapkan dokumen rencana implementasi proyek NUTEC Plastic.
“Melalui program ini diharapkan penggunaan iradiasi (polimerasi) dalam daur ulang limbah plastik dapat dikembangkan lebih lanjut melalui sektor industri pada skala ekonomi,” kata Siti dalam keterangan tertulis, Selasa (19/5) malam.
Siti mengungkapkan, BATAN tengah mengkaji dan melakukan penelitian terlebih dahulu terkait pengembangan komposit plastik yang terbuat dari komposit serat selulosa dan mikroplastik radio-trace serta radioekologi akuatik.
Pengkajian ini dimulai tahun 2020 hingga 2024. Adapun jenis komposit plastik yang dikaji dan diteliti BATAN menggunakan serat berbasis kelapa sawit.
Siti berharap, integrasi program NUTEC Plastic ke dalam program pengendalian limbah plastik nasional akan meningkatkan inovasi teknologi dan membantu mencapai target pengurangan limbah plastik dalam jangka panjang.
Melalui inovasi teknologi tersebut, sampah plastik dapat diubah menjadi produk antara yang selanjutnya dapat digunakan untuk bahan industri. Sehingga tercipta inovasi baru untuk industri plastik yang ramah lingkungan.
Hal lain, Siti Nurbaya juga menyampaikan terkait pengurangan timbulan sampah plastik di laut Indonesia. Siti mengatakan, dalam kurun waktu tiga tahun, sampah plastik laut telah berkurang dari 615 ribu ton pada tahun 2018 menjadi sekitar 521 ribu ton pada Desember 2020.
“Artinya, total sampah plastik laut di Indonesia berkurang sebesar 15,3%. Kami akan terus meningkatkan upaya untuk mengurangi jumlah timbulan sampah sebesar 25,9% pada akhir tahun 2021 dan sebesar 38,5% pada akhir tahun 2022,” ujar Siti. (rls)