Kemenbud Lakukan Penataan Rumah Cut Nyak Dhien, Hidupkan Kembali Warisan Sejarah Aceh

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh — Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) terus berupaya menjaga dan memperkuat pelestarian warisan sejarah nasional. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pemugaran berupa penataan ulang di situs bersejarah rumah Cut Nyak Dhien di Desa Lampisang, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar. Inisiatif ini bertujuan untuk “menemukan kembali Indonesia, khususnya Aceh,” serta memperkaya nilai edukasi sejarah bagi generasi muda.

“Tentu cerita-cerita itu sangat penting bagi masyarakat Indonesia dan khususnya generasi muda Aceh,” ujar Fadli, dikutip dari Antara, Senin, 13 Januari 2025.

Fadli menekankan pentingnya menciptakan ekosistem sejarah dan budaya yang lebih hidup melalui berbagai kegiatan yang dapat membangkitkan kesadaran sejarah.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, mengapresiasi peran Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I Aceh dalam memperkaya materi edukatif di rumah Cut Nyak Dhien. Upaya ini diyakini akan semakin meningkatkan pengalaman sejarah yang didapatkan oleh pengunjung.

“Sehingga, informasi tentang perjuangan Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar yang diperoleh masyarakat saat kunjungan semakin bertambah,” ucap Almuniza.

Almuniza mengingatkan bahwa Aceh memiliki banyak kisah perjuangan yang harus terus dihidupkan. Salah satu kisah monumental adalah perlawanan heroik Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar melawan kolonialisme Belanda. Meskipun rumah yang berdiri saat ini adalah replika, bangunan tersebut berdiri di atas tapak rumah aslinya.

Kisah tragis mewarnai sejarah rumah ini. Bangunan asli dibakar oleh Belanda sebagai bentuk kemarahan setelah mengetahui bahwa Teuku Umar hanya berpura-pura bekerja sama dengan mereka. Kisah tersebut menjadi simbol pengorbanan yang tak ternilai dalam sejarah perjuangan Indonesia.

Almuniza berharap pelestarian ini dapat melibatkan pegiat seni dan penggiat budaya lainnya agar ruang publik di sekitar rumah Cut Nyak Dhien menjadi lebih dinamis dan hidup.

“Begitu juga situs lainnya yang tersebar di seluruh Aceh. Kami masih membutuhkan dukungan kementerian untuk bekerja sama dalam upaya pelestariannya,” ujar Almuniza.

Pasca-peristiwa pembakaran, rumah Cut Nyak Dhien dibangun kembali pada tahun 1981 dengan desain yang setia pada bentuk aslinya. Pada tahun 1987, rumah tersebut diresmikan sebagai situs sejarah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Fuad Hassan.

Bangunan ini memiliki arsitektur khas Aceh berupa rumah panggung dengan atap rumbia dan 65 tiang kayu ulin (seumantok). Kayu ulin merah berkualitas tinggi yang digunakan memberikan kekuatan luar biasa pada bangunan ini.

Bukti kekokohan rumah ini terlihat saat Aceh dilanda gempa bumi dan tsunami dahsyat pada 2004. Rumah Cut Nyak Dhien tetap berdiri tegak tanpa mengalami kerusakan, bahkan menjadi tempat perlindungan bagi warga sekitar.

Dengan upaya pemugaran yang tengah dilakukan, situs ini diharapkan menjadi pusat edukasi sejarah yang lebih menarik dan inspiratif, memperkenalkan semangat perjuangan Cut Nyak Dhien kepada generasi muda sekaligus menjadi ikon pelestarian budaya yang membanggakan di Aceh.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News