Kaya Keberagaman Etnis, Berikut Daftar Suku Bangsa di Aceh

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Provinsi Aceh, yang terletak di ujung barat Indonesia, memiliki sejarah panjang dan kekayaan budaya yang luar biasa. Selain berbatasan dengan Sumatera Utara, letaknya yang strategis menjadikannya bertetangga dekat dengan India, Myanmar, Malaysia, dan Thailand melalui perairan. Dengan populasi mencapai 5,3 juta jiwa pada 2019, Aceh terdiri atas 23 kota dan kabupaten, serta dikenal dengan status istimewanya berdasarkan UU No. 44 Tahun 1999.

Namun, keunikan Aceh tidak hanya terletak pada status khususnya. Keberagaman etnis dan suku yang mendiami wilayah ini turut memperkaya khazanah budaya lokal. Sejarah mencatat bahwa penduduk Aceh berasal dari perpaduan berbagai bangsa yang telah bermigrasi sejak berabad-abad lalu.

Jalur Perdagangan yang Memengaruhi Identitas Aceh

Interaksi dengan berbagai bangsa telah membentuk karakter masyarakat Aceh. Dilansir Nukilan.id dari Jurnal The History of Aceh, leluhur mereka diyakini berasal dari Semenanjung Malaysia, Cham, Cochin Cina, hingga Kamboja. Selain itu, pengaruh kuat dari Arab dan India juga meninggalkan jejak mendalam dalam budaya Aceh.

Bangsa Arab, khususnya dari Hadramaut (Yaman), datang sebagai ulama dan pedagang, membawa marga-marga khas seperti Al Aydrus, Al Habsyi, Al Attas, Al Kathiri, Badjubier, Sungkar, dan Bawazier. Seiring waktu, mereka berasimilasi dengan masyarakat setempat dan banyak yang tak lagi menggunakan nama marga mereka.

Sementara itu, kehadiran bangsa India, terutama dari Gujarat dan Tamil, turut memperkaya warisan budaya Aceh. Hal ini terlihat dari ciri fisik beberapa masyarakatnya hingga pengaruh kuliner seperti kari, serta nama-nama desa yang memiliki akar bahasa India, seperti Indra Puri.

Tak hanya Arab dan India, bangsa Tiongkok juga memiliki hubungan erat dengan Aceh. Pelaut Tiongkok, termasuk yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho, menjadikan Aceh sebagai jalur perdagangan utama. Salah satu bukti peninggalannya adalah Lonceng Cakra Donya yang hingga kini masih tersimpan di Banda Aceh. Sejak era itu, Aceh menjadi pelabuhan transit penting sebelum pelaut Tiongkok melanjutkan perjalanan ke Eropa.

Pengaruh Persia (Iran/Afghanistan) dan Turki pun turut memperkaya identitas budaya Aceh. Ulama, ahli senjata, hingga tentara dari wilayah tersebut pernah datang ke Aceh. Bahkan, nama “Banda” dalam Banda Aceh berasal dari bahasa Persia yang berarti “pelabuhan”.

Di sisi lain, ada pula keturunan bangsa Portugis yang menetap di Kuala Daya, Lam No, pesisir barat Aceh. Mereka adalah keturunan pelaut Portugis di bawah Kapten Pinto yang pernah berdagang di wilayah itu pada 1492-1511. Hingga kini, keturunan mereka masih dapat dikenali melalui ciri fisik khas Eropa.

Sejarah mencatat bahwa tokoh dunia seperti Marco Polo, Ibnu Battuta, dan Kubilai Khan pernah singgah di Aceh, membuktikan bahwa wilayah ini telah lama menjadi pusat interaksi budaya dan perdagangan global.

Keberagaman Suku Asli Aceh

Selain pengaruh dari bangsa-bangsa luar, Aceh juga memiliki suku-suku asli yang telah lama mendiami wilayah ini. Setidaknya ada 13 suku asli di Aceh, yaitu:

  • Suku Aceh
  • Suku Tamiang
  • Suku Gayo
  • Suku Alas
  • Suku Kluet
  • Suku Julu
  • Suku Pakpak
  • Suku Aneuk Jamee
  • Suku Sigulai
  • Suku Lekon
  • Suku Devayan
  • Suku Haloban
  • Suku Nias

Keberagaman etnis dan sejarah panjang interaksi antarbangsa membuat Aceh menjadi salah satu provinsi dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Tradisi dan warisan budaya yang terus lestari menjadikan Aceh memiliki identitas unik yang tetap bertahan hingga kini. (XRQ)

Reporter: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News