Kamisna Terpilih Sebagai Ketua Fatayat NU Banda Aceh

Share

Nukilan.id – Kamisna, S.Pd terpilih sebagai Ketua Fatayat Nahdatul Ulama (NU) Kota Banda Aceh periode 2021-2026 secara aklamasi dalam Konferensi Cabang (Konfercab) ke VII di Dayah Mishrul Huda Malikulssaleh, Lamjamee, Banda Aceh pada Kamis (24/6/2021).

Mestinya Konfercab tersebut dilaksanakan lima tahun sekali. Namun, karena kondisi pandemi yang seharusnya dilaksanakan pada 2020 lalu, diundurkan pada tahun 2021 secara Protokol Kesehatan (Prokes) ketat.

Dari awal berdirinya pada 24 april 1950, Fatayat NU ini khusus organisasi beranggotakan perempuan yang berpaham ahlussunnawaljama’ah. Pada konfercab ke tujuh ini PC Fatayat mengusung tema “Menuju Perempuan NU yang Nerdedikasi, Mandiri dan Berpaham Aswaja”.

Konfercab ini turut dihadiri oleh ketua NU Banda Aceh, Ketua PW Fatayat NU Aceh dan pengurus fatayat masa Khidmat 2015-2020.

Ketua PC Fatayat NU, Nurjannah, M.Si berharap, konfercab ketujuh ini berlangsung dengan khidmat dan aman, dia berharap agar kedepan terpilih ketua yang berkomitmen mandiri dan bertanggungjawab dalam melaksanakan pucuk kepemimpinan.

Ia juga menyampaikan disamping istri harus mandiri, didalam berumah tangga antara suami istri harus saling bekerja sama seperti kehidupan rasulullah saw dengan para istri-istrinya.

“Organisasi ini sangat peduli terhadap perempuan, bekerjasama sehingga membentuk perempuan yang mandiri dan berdedikasi tinggi, dalam pemahaman asjawa, Fatayat NU berpedoman sesuai dengan salah satu mazhab yang empat,” kata Nurjannah dalam keterangannya, Jum’at (25/6/2021).

Oleh karena itu, Nurjannah berharap kepada ketua terpilih, agar mau berjuang dan Istiqamah dalam membesarkan dan menyukseskan perempuan Islam kedepan.

“Perempuan-perempuan fatayat harus istiqamah dan mandiri dalam menjalankan tugasnya sebagai perempuan, artinya tidak sepenuhnya tergantung suaminya,” lanjutnya lagi.

Sementara itu, Salwa Hayati, S.Pt, MM selaku ketua PW Fatayat NU Provinsi Aceh juga menuturkan Fatayat NU perlu ada ada kaderisasi, dengan menjadi kadernya Nahdlatul Ulama (NU).

“Sahabat NU berperan aktif dalam kemajuan dayah, kita hindari diskriminisasi terhadap dayah. Semua pengurus harus bisa mengaji, jadi dengan terpilih ya ketua baru nantinya harus ada program aktifitas mengaji,” kata Salwa Hayati Hasan.

Salwa menambahkan selain paham ahlusunnah wal jamaah, kita harus dekat dengan tengku-tengku didayah dengan sering beraktifitas dan dekat dengan dayah, amalan agama akan bertambah.

Hal serupa juga disampaikan oleh Tgk Rusli Daud, SHi, M.Ag, melihat fenomena saat ini, dimana kaum perempuan dimarginalkan oleh budaya, banyak kebijakan yang dilahirkan tidak sesuai dengan syariat islam, banyak hal kesenjangan. Hal ini menjadi awal pergerakan di Kota Banda Aceh, melalui Fatayat NU menjadi corong.

“Kita harapkan sanggup memberikan hal positif untuk kaum perempuan karena perempuan menjadi tolak ukur baik jahatnya dunia,” sebut Tgk Rusli Daud dalam tausiahnya.

Meski masa pandemi, adanya kaderisasi, maka organisasi ini tetap bertahan. Kedepan ketua NU menghimbau untuk membuat pengajian satu bulan sekali, sebagai ajang siilaturrahim dan momen bertukar pikiran yang ditujukan kepada pemuda, mahasiswa dengan memperkaya sdm berwawasan agama islam yang kuat.

“Semoga lahir pengurus yang baru yang solid,” pungkas yang akrab disapa Waled Rusli.[]

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News