Kala ASN Kemenag Aceh Besar Jalani Peusijuek, Tradisi Adat Berangkat Haji di Aceh

Share

NUKILAN.id | Jantho – Sebanyak 33 jemaah haji dalam jajaran Kemenag Aceh Besar di peusijuek (tepung tawari) di Aula Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT), Selasa (30/4/2024). Mereka yang di peusijuek adalah ASN serta keluarga yang berangkat ke Tanah Suci sebagai petugas maupun jemaah.

Prosesi peusijuek merupakan sebuah adat dan tradisi yang ada sejak dulu dan masih dipertahankan hingga sekarang di Aceh. Sebagai bentuk rasa syukur, support dan doa untuk sahibul hajat. Melalui peusijuk juga dapat memperkokoh silaturrahmi dengan kerabat maupun keluarga. Saat prosesi peusijuek digelar, biasanya keluarga dan warga juga turut diundang. Peusijuk biasanya juga dilakukan oleh tokoh agama atau adat setempat.

Dikutip dari berbagai sumber, selain saat pergi dan pulang Haji, tradisi peusijuek ini dilakukan pada hampir semua kegiatan adat dalam kehidupan masyarakat di Aceh. Misalnya ketika memulai sebuah usaha, menyelesaikan persengketaan, terlepas atau selesai dari musibah, menempati rumah baru, merayakan kelulusan, kembalinya keluarga dari perantauan dan beberapa kegiatan lainnya.

Adapun bahan yang digunakan saat peusijuek seperti beras padi, rumput hijau atau on sinijuek, dan air. Bahan-bahan ini miliki makna tersendiri dan digunakan hanya sebagai simbol, bukan sebagai kepercayaan. Seperti beras padi menunjukkan sumber kehidupan. Selain itu, memercik air dan on senijuek untuk mendinginkan, dan nasi ketan sebagai perekat dan pemersatu.

Suasana haru dan isak tangis mewarnai prosesi peusijuk puluhan jemaah dari jajaran ASN dan keluarga Kemenag Aceh Besar tersebut.

Kakankemenag Aceh Besar Saifuddin mengatakan, para ASN yang menunaikan ibadah haji tahun ini harus fokus beribadah dan bersyukur atas panggilan haji.

“Bapak dan ibu jemaah maupun petugas, seluruh calon jemaah haji tahun ini adalah orang-orang terpilih yang mendapat panggilan Allah SWT untuk menunaikan ibadah haji di Tanah Suci, Kota Makkah Al-Mukarramah dan juga berziarah ke makam baginda Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawwarah,” kata Saifuddin didampingi Kasubbag TU Khalid Wardana.

Dia menjelaskan, setiap jemaah haji tentunya mendambakan predikat mabrur. Karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan jemaah untuk meraih mabrur haji di antaranya memperbaiki dan meluruskan niat beribadah karena Allah swt. Karena pelaksanaan ibadah haji adalah sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah agama dan pemenuhan rukun Islam kelima, bukan untuk menaikkan status sosial atau sekadar pamer kesalihan, apalagi juga bukan karena gengsi dan riya.

“Fokus pada hal yang substantif selama berhaji, pikiran dan energi untuk melakukan rukun haji dan wajib haji secara khusyu’. Kami do’akan semoga menjadi haji mabrur, dimudahkan semuanya dalam aktivitas ibadah di tanah suci, dan do’akan kami disini serta kebaikan untuk negara dan lembaga kita,” ujarnya lagi.

Saifuddin mengatakan, ibadah haji merupakan ibadah yang sangat dahsyat, membutuhkan kemampuan fisik, finansial dan kesabaran.

“Termasuk juga sabar menunggu antrian selama bertahun-tahun. Haji merupakan ibadah badaniyah, ibadah ruhaniyah, dan juga ibadah maliyah, serta salah satu ibadah yang paling baik sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW dalam hadisnya,” kata Saifuddin.

Ia juga menambahkan, tahun ini pemerintah masih mengusung tema Haji ramah lansia, artinya sebagian jemaah haji Indonesia merupakan lansia yang membutuhkan bantuan dan keringanan tangan dari yang lebih muda.

“Saat di sana, jika menemukan saudara-saudara sebangsa dan setanah air bahkan dari luar negeri yang membutuhkan bantuan. Maka ringankan tangan untuk itu, tanamkan rasa peduli sesama,” kata Saifuddin.

Sebagi informasi, pada tahun ini Aceh Besar memberangkatkan 396 jemaah haji yang tergabung dalam kloter 1 dan 6 embarkasi Aceh. Mereka akan berangkat menuju Arab Saudi pada 29 Mei dan 3 Juni 2024.

Di sela-sela peusijuek, Kemenag Aceh Besar juga menggelar acar halal bi halal dengan para ASN. saifuddin berharap para ASN untuk menjaga dan merawat kebersamaan telah terpupuk ini, menjaga kekompakan.

“Kita 1 korps berada dibawah kementerian Agama, saling mendukung, kompak, peduli dan saling membantu. Kita sebagai ASN memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan, jangan lalai dari tugas, berikan pelayanan terbaik kepada siapa saja yang kita layani, pegang pada regulasi dan jangan ada pungli,” katanya.

Editor: Akil Rahmatillah

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News