NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Langkah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) yang membuka layanan Perpustakaan Wilayah (Puswil) Aceh pada hari Minggu mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Terobosan ini dinilai memberi ruang lebih bagi masyarakat, khususnya mereka yang sibuk pada hari kerja, untuk tetap bisa mengakses layanan literasi.
Kepala DPKA Aceh, Edi Yandra, dalam wawancara bersama Nukilan.id pada Kamis (10/7/2025), menyampaikan bahwa layanan tersebut bukanlah akhir dari inovasi pelayanan perpustakaan. Ia menyebut pihaknya sedang menyiapkan rencana untuk memperluas jam operasional Puswil hingga malam hari.
“Bahkan, ke depannya kita akan buka di malam hari juga. Kami sudah punya rencana untuk buka malam, karena banyak pengunjung yang tidak sempat datang di pagi hingga sore hari karena aktivitas lain. Jadi, malam harinya bisa mereka manfaatkan untuk datang ke perpustakaan,” ungkap Edi.
Meski demikian, ia menekankan bahwa rencana tersebut masih menunggu rampungnya pembangunan gedung Puswil secara keseluruhan. Salah satu aspek penting yang belum selesai adalah sistem keamanan fisik, seperti pemasangan pagar.
“Namun, kita masih menunggu penyelesaian 100 persen pembangunan gedung ini. Salah satunya pagar, karena saat ini belum cukup aman,” katanya.
Keamanan menjadi salah satu prioritas utama sebelum jam operasional diperpanjang. Edi menjelaskan bahwa kenyamanan dan keselamatan pengunjung merupakan hal yang tidak bisa ditawar.
“Kami ingin pastikan semuanya safety, agar tidak terjadi insiden yang tidak diinginkan. Insya Allah, tahun ini pembangunan gedung akan selesai 100 persen,” katanya optimistis.
Tidak hanya memperluas jam layanan, DPKA juga merancang pengembangan fasilitas untuk mendukung konsep perpustakaan modern yang lebih ramah bagi keluarga dan komunitas. Salah satunya adalah rencana pembangunan rooftop di lantai lima, lengkap dengan area bersantai dan kafetaria.
“Tahun ini juga kita rencanakan pembangunan rooftop di lantai 5. Nantinya akan ada tiga kafetaria, di lantai 1, lantai 4, dan lantai 5. Lantai 5 ini akan kita desain khusus, lengkap dengan spot foto, kursi tinggi, area lesehan, dan bean bag,” jelas Edi.
Upaya ini merupakan bagian dari transformasi konsep perpustakaan yang tidak lagi hanya sebatas tempat membaca atau mencari referensi akademik. DPKA ingin menjadikan Puswil sebagai ruang publik yang nyaman, inspiratif, dan menyenangkan bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Jadi, masyarakat yang ingin datang bersama keluarga juga bisa merasa nyaman. Konsep perpustakaan saat ini tidak lagi sebatas tempat membaca,” tambahnya.
Transformasi ini turut didukung oleh antusiasme masyarakat yang terus meningkat. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah pengunjung Puswil Aceh saat ini mencapai rata-rata 1.000 orang per hari.
“Saat ini, rata-rata pengunjung di Puswil (Perpustakaan Wilayah) mencapai 1.000 orang per hari. Artinya, orang datang ke perpustakaan bukan hanya untuk mencari buku atau mengurus surat bebas pustaka bagi mahasiswa, tetapi juga untuk berbagai keperluan lainnya,” pungkas Edi.
Dengan berbagai inovasi ini, Puswil Aceh diharapkan tak hanya menjadi pusat literasi, tetapi juga ruang kolaborasi dan rekreasi edukatif yang inklusif bagi masyarakat Aceh. (XRQ)
Reporter: Akil