Sunday, May 5, 2024

Jokowi Larang Ekspor Minyak Sawit Mentah, Begini Tanggapan Apkasindo Aceh

Nukilan.id – Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, Fadhli Ali menyampaikan bahwa Pidato Presiden Jokowi tentang larangan ekspor Minyak Goreng Sawit (MGS) dan Minyak Sawit Mentah atau Crude Palm Oil (CPO) telah mengejutkan banyak pihak.

“Wajar saja Presiden Jokowi mengambil kebijakan tersebut, masak urusan MGS dan CPO saja tidak berujung-tuntas sudah 4 bulan berlalu, ini menjadi tanggungjawab Kementerian Perdagangan seharusnya,” kata Fadhli dalam keterangannya kepada Nukilan di Banda Aceh, Sabtu (23/4/2022).

Akibatnya, kata dia, sawit ini terkesan dipersalahkan oleh banyak pihak. Padahal dunia mengakui bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang paling cepat pulih ekonominya akibat dampak pandemi Covid-19. Hal itu karena disebabkan industri sawit yang terus mengalami trend positif dan dampak multi efek player lainnnya.

“Memang ada beberapa eksportir yang mencoba-coba melanggar aturan yang sudah diterbitkan pemerintah, namun tidak langsung menyamaratakan semuanya,” ujar Fadhli.

Menurutnya, larangan ekspor MGS dan bahan bakunya ini sangat berisiko secara keseluruhan, karena 16 juta petani dan pekerja sawit menggantungkan hidupnya diperkebunan sawit.

“Karena ada sekitar 42% perkebunan sawit Indonesia dikelola oleh perkebun,” imbuhnya.

Selain itu, tambahnya, risiko anjloknya penerimaan negara melalui Bea Keluar (BK) dan berpotensi tekornya Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melalui perannya sebagai operator pelaksana Pungutan Eksport (PE).

“Dan yang paling beresiko lagi adalah petani sawit akan mentelantarkan kebunnya karena anjloknya harga TBS ditengah naiknya HPP yang mencapai 100%,” sebut Fadhli.

“Kebun sawit kami adalah harapan ekonomi rumah tangga yang sifatnya harian, jika terganggu tentu kami petani sawit akan menjadi beban negara karena kami akan mendaftar ke program keluarga harapan atau PKH. Dan tentu hal ini cukup berat bagi kami para petani sawit,” lanjutnya.

Kemudian, dampak yang dirasakan petani dari larangan ekspor ini yaitu harga Tandan Buah Sawit (TBS) menurun langsung setelah satu jam pidato Presiden Jokowi pada Jum’at (22/4/2022), yang terkoreksi harganya sekitar Rp100-200/kg dan ini terjadi hampir merata di 22 Provinsi sawit Apkasindo.

Kata Fadhli, jika memang tujuan Presiden Jokowi untuk membanjiri MGS dalam negeri, maka petani sawit berharap dengan segala hormat kepada Bapak Presiden supaya kebijakan tersebut jangan terlampau berlama-lama.

“Harapan ini juga tersampaikan dalam diskusi dengan Saudara-Saudari kami sesama petani sawit di 22 Provinsi Apkasindo melalui Whatshapp Group. Dan kami juga berharap kepada Bapak Presiden supaya kebijakan stop ekspor tersebut segera dievaluasi setelah tujuannya tercapai,” ungkapnya.

Fadhil mengatakan, pihaknya yakin dan percaya dengan kebijakan Presiden Jokowi untuk kebaikan kedepannya dalam tata kelola industri sawit yang merupakan tumpuan ekonomi negeri ini.

Reporter: Hadiansyah

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img