Nukilan.id – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Provinsi Aceh menyatakan pengusaha Jepang dan sejumlah negara di Aceh Timur berminat mengimpor ubur-ubur dari provinsi barat Indonesia tersebut.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Provinsi Aceh Safuadi di Banda Aceh, Kamis, mengatakan Aceh memiliki potensi ubur-ubur yang diolah menjadi makanan. Ubur-ubur jenis tersebut hanya ada di Aceh, Papua, dan Kalimantan Utara
“Permintaan impor ubur-ubur tersebut selain dari Jepang, juga datang dari Korea Selatan dan China. Permintaan terhadap ubur-ubur tersebut cukup tinggi. Kami akan memfasilitasi permintaan tersebut,” kata Safuadi.
Safuadi mengatakan surat minat mengimpor ubur-ubur tersebut sudah disampaikan kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Provinsi Aceh. Selanjutnya, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Provinsi Aceh akan memfasilitasi permintaan impor hasil laut tersebut.
“Mudah-mudahan permintaan impor ubur-ubur dari Aceh ini bisa terealisasi. Permintaan ubur-ubur ini merupakan yang pertama. Biasanya permintaan impor perikanan di antara tuna,.udang, dan lainnya. Sedangkan ubur-ubur ini yang pertama,” kata Safuadi.
Safuadi mengatakan pihaknya belum bisa mengungkapkan berapa kapasitas impor ubur-ubur. Sebab, pemetaan berapa potensi dan kemampuan nelayan menangkap belum dilakukan.
Namun, kata Safuadi, Aceh memiliki potensi ubur-ubur menjanjikan. Potensi tersebut berdasarkan hasil survei, sehingga pengusaha di tiga negara di Asia Timur tersebut berminat mengimpor.
“Mudah-mudahan, tahun ini sudah peta potensinya seperti berapa kemampuan tangkap, keinginan nelayan menangkap, serta perairan mana keberadaan ubur-ubur tersebut. Tentunya, permintaan impor ubur-ubur ini menjadi sumber tangkap baru bagi nelayab Aceh,” kata Safuadi. [Antara]