Jemaah Haji Aceh Siap Pulang, Kesehatan dan Cuaca Jadi Perhatian

Share

NUKILAN.ID | Banda Aceh – Ibadah haji 1446 H/2025 M bagi jemaah asal Aceh telah mencapai puncaknya. Saat ini, ribuan jemaah berada di Makkah dan bersiap untuk kepulangan gelombang pertama yang dijadwalkan pada 28 Juni 2025. Pemerintah menaruh perhatian khusus terhadap kondisi kesehatan jemaah serta cuaca ekstrem di Arab Saudi.

Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Aceh, Arijal, dalam talkshow RRI Banda Aceh pada Rabu (11/6/2025), menyampaikan bahwa sebagian besar jemaah telah menyelesaikan tawaf ifadah. Ia mengingatkan agar baik petugas maupun jemaah tetap menjaga kebugaran selama berada di Makkah maupun saat nantinya menuju Madinah.

Dari total 4.446 jemaah asal Aceh, tercatat tiga jemaah meninggal dunia, masing-masing berasal dari Pidie, Banda Aceh, dan Aceh Selatan. Sementara itu, sepuluh jemaah masih dirawat di rumah sakit di Arab Saudi dan sebelas lainnya telah kembali bergabung bersama rombongan. Menurut Arijal, sebagian besar pasien adalah lanjut usia, meski ada pula yang mengalami sesak napas dan gangguan jantung.

Sementara itu, dari Tanah Suci, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, dr. Iman Murahman, Sp.KKLP, MKM., menggambarkan tantangan berat yang dihadapi jemaah akibat suhu yang mencapai 45 derajat Celcius di siang hari. Kondisi ini, ditambah kelembaban rendah, membuat jemaah kerap tidak merasa haus dan kurang minum.

Ia menjelaskan bahwa keluhan umum di kalangan jemaah adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), seperti batuk, yang muncul akibat kepadatan di tenda Arafah dan Mina serta kamar hotel. Meski edukasi penggunaan masker telah dilakukan, kepatuhan jemaah, terutama saat berihram, masih menjadi tantangan. Penanganan lansia dengan demensia juga membutuhkan perhatian khusus karena kerap kehilangan arah dan membutuhkan pendampingan ketat.

Tim kesehatan haji, lanjut dr. Iman, aktif melakukan edukasi agar jemaah banyak minum dan mengonsumsi oralit. Bahkan, beberapa jemaah baru memahami bahwa oralit tidak hanya untuk diare, tetapi juga bermanfaat menjaga kebugaran tubuh.

Kunjungan rutin ke kamar jemaah, terutama bagi mereka yang masuk kategori risiko tinggi, terus dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan. Koordinasi antara Kanwil Kemenag Aceh, pemerintah pusat, dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi juga dilakukan secara intensif guna memastikan kelancaran akomodasi, konsumsi, dan transportasi.

Meski sempat terjadi kendala dalam pengangkutan jemaah saat puncak haji, seluruh masalah dapat diatasi. Pelayanan konsumsi mendapat apresiasi, dan jemaah ditempatkan di tiga hotel yang memudahkan interaksi antarkelompok.

Dr. Iman turut menyoroti perubahan prosedur penanganan jemaah sakit yang kini langsung dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi, tidak lagi ke Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah sepenuhnya. Hal ini menuntut petugas kesehatan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik untuk menjelaskan kondisi pasien kepada pihak rumah sakit. Koordinasi mengenai informasi jemaah yang dirawat pun menjadi lebih kompleks.

Jika ada jemaah yang masih dirawat saat kloter pulang, akan diberlakukan tanazul atau penundaan kepulangan ke kloter berikutnya.

Terkait kepulangan ke Tanah Air, hingga kini belum ada kebijakan resmi mengenai isolasi mandiri dari Kementerian Kesehatan meskipun terdapat kenaikan kasus COVID-19. Dr. Iman berharap seluruh jemaah asal Aceh dalam keadaan sehat dan tidak terpapar.

Editor: Akil

spot_img
spot_img

Read more

Local News