Nukilan.Id – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) asal Aceh H. Fachrul Razi, M.I.P. melakukan silaturahmi dengan sejumlah petinggi Partai Aceh (PA) dan Wali Nanggro dalam rangka peringatan Memorandum Of Understanding (Mou) Helsinki 15 agustus 2021 mendatang.
“Kami bicara perdamaian Aceh sekaligus Untuk menyambut hari Perdamaian Aceh,” kata Fachrul Razi ketika dikonfiramasi nukilan.id via telpon Selasa, (10/8/2021).
Sementara pertemuan Senator Fachrul Razi dengan Muzakir Manaf dilakukan di jakarta, Sementara dengan Abu Razak dan Malik Mahmud Alhaytar di lakukan di Banda Aceh.
Fachrul Razi menyampaikan, agenda pertemuan dalam rangka bersilaturahmi dan membicarakan perkembangan Perdamaiaan Aceh dalam perspektif perkembangan Politik di Aceh.
Di pertemuan itu, Senator Fachrul Razi menyerahkan buku berjudul Politik Partai Aceh yang ditulisnya untuk di louncing pada tanggal 15 Agustus 2021.
“Sebenarnya loncing buku Politik Partai Aceh ingin dilakukan secara virtual saja,” ujarnya.
Kata Farurrazi, selaku senator yang pernah menjadi kader Partai Aceh, tetap selalu mensuport serta mendukung Partai Aceh dalam dinamika politik hari ini dan memberikan berbagai masukan agar bisa membawa kemenangan tahun 2024.
“Setidaknya bisa menjalankan beberapa strategi politik dan dilanjutkan diskusi hangat tentang politik Partai Aceh dengan tujuan untuk merebutkan kembali kemenangan partai,” jelasnya
Kata Fachrul Razi, saat dirinya menjabat juru bicara, PA memperoleh kemenangan mencapai 48 % di Aceh.
“Saya berikan beberapa catatan untuk tahun 2024 agar PA bisa kembali merebut kemenangan dan juga berbagai strategi, taktik politik yang harus disiapkan mulai dari sekarang,” ujarnya.
Katanya, Partai Aceh adalah partai Lokal terkuat di Aceh dan mendapat Legitimasi dan pengakuan yang kuat dari pemerintah pusat.
Fachrul Razi juga menyampaikan nbeberapa hal terkait hak-hak ekonomi dan kesejahteraan mantan kombatan dari korban konflik yang belum terpenuhi, baik Refarasi korban maupun kesejahteraan mantan kombatan korban konflik, itu harus menjadi prioritas utama.[]
Reporter: Irfan