NUKILAN.id | Banda Aceh – Pendaftaran Drs. H. Teuku Muhammad Nurlif, S.E. sebagai bakal calon wakil gubernur Aceh di Partai Aceh menjadi sorotan dalam kancah politik terkini. Diketahui, pendaftaran berkas tersebut dilakukan pada Jumat (03/05/2024) lalu. Momentum ini menandai langkah strategis dari Ketua DPD I Partai Golkar Aceh dalam mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama dalam perhelatan politik Aceh.
Seiring dengan pendaftarannya sebagai bakal calon wakil gubernur Aceh, mata publik kini tertuju pada rekam jejaknya. Lantas, bagaimana perjalanan politik T.M. Nurlif?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, Nukilan.id memulainya dengan menelusuri perjalanan T.M. Nurlif dalam panggung perpolitikan tanah air.
Mengawali karir politiknya sejak tahun 1997, T.M. Nurlif telah menorehkan jejak yang membanggakan dalam dunia politik Indonesia. T.M Nurlif telah menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) selama tiga periode, dari 1997 hingga 2009. Selain itu, dia juga pernah menjabat sebagai Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dari 2009 hingga 2011. Dengan pengalaman tersebut, menunjukkan Nurlif telah teruji dalam berbagai arena politik dan birokrasi.
Namun, keberadaannya dalam politik lokal semakin menonjol ketika dia terpilih sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Aceh. Menjabat selama dua periode, T.M. Nurlif berhasil mengangkat eksistensi Golkar Aceh dalam kancah politik, dengan prestasi yang tak terbantahkan. Bahkan, partai ini berhasil meningkatkan jumlah kursi di DPR RI dan DPRA, serta meraih sukses di tingkat DPRK dengan penambahan signifikan.
Data yang diperoleh Nukilan.id menunjukkan, pada 2019, partai ini meraih dua kursi. Namun, pada Pemilu 2024, Golkar berhasil meningkatkan jumlah kursi di DPR RI menjadi tiga, dengan perolehan suara mencapai 594.213.
Sementara itu, di tingkat DPRA (Dewan Perwakilan Rakyat Aceh), Golkar Aceh juga menunjukkan performa stabil. Dari pemilu 2019, partai ini berhasil mempertahankan sembilan kursi. Sama halnya pada Pemilu 2024, Golkar Aceh tetap memegang sembilan kursi, dengan jumlah suara yang meningkat dari 243.962 menjadi 328.369.
Prestasi luar biasa juga terlihat di tingkat DPRK (Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota), dimana Golkar mencatat peningkatan yang signifikan. Pada 2024, partai ini berhasil meraih 88 kursi yang tersebar di 23 Kabupaten dan Kota di Aceh, menunjukkan penambahan enam kursi dari pemilu sebelumnya.
Pada pemilu sebelumnya, yakni tahun 2019, Golkar berhasil meraih lima kursi Ketua DPRK di Kabupaten Bireuen, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Gayo Lues. Selain itu, tujuh posisi Wakil Ketua DPRK dipegang oleh kader-kader Golkar di Kabupaten Pidie, Aceh Jaya, Aceh Utara, Nagan Raya, Aceh Barat, Lhokseumawe, dan Kota Subulussalam.
Keunggulan Golkar Aceh tidak hanya terlihat dalam ranah legislatif, namun juga dalam Pilkada. Di bawah kepemimpinan T.M. Nurlif, partai ini sukses memenangkan enam kandidat kepala daerah pada Pilkada Aceh tahun 2017, menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam merangkai kepemimpinan daerah.
Dengan track record kepemimpinan yang begitu mengesankan, T.M. Nurlif menjadi sosok yang pantas untuk mendampingi Mualem dalam pertarungan politik mendatang. Eksistensi dan prestasinya yang tak terbantahkan dalam dunia politik, baik secara nasional maupun lokal di Aceh, menjadikannya pilihan yang tepat untuk menguatkan posisi Partai Aceh dalam meraih kemenangan pada pemilihan gubernur mendatang.
Reporter: Akil Rahmatillah