Nukilan.id – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia saat ini merupakan eksportir besi dan baja terbesar ke-10 dunia pada tahun 2021 dengan pangsa 3,37 persen.
Hal itu disampaikan Mendag saat pelepasan ekspor 3.800 metrik ton baja struktur dan plat baja ke Selandia Baru, hasil produksi PT Gunung Raja Paksi, Tbk. di Cikarang Barat, Bekasi, Selasa (26/7/2022).
“Tren pertumbuhan ekspor besi dan baja Indonesia dalam lima tahun terakhir adalah yang terbesar diantara 30 besar eksportir besi dan baja dunia, yaitu sebesar 49,3 persen. Selamat kepada kita semua atas capaian ini,” kata Mendag.
Berdasarkan data yang diperoleh Mendag, pada tahun 2021 nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia mencapai nilai USD 21,4 miliar. Nilai ini meningkat sebesar 90,2 persen dari nilai tahun 2020 sebesar USD 11,2 miliar.
Sementara, pada Periode Januari – Mei 2022, nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia sudah mencapai USD 12,5 miliar, yang berarti nilai ini lebih tinggi 80,2 persen dari nilai di periode yang sama tahun sebelumnya yaitu USD 6,9 miliar.
“Pertumbuhan yang sangat signifikan ini, merupakan bukti keberhasilan kebijakan hilirisasi industri baja yang ditetapkan oleh pemerintah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mendag Zulkifli Hasan menyebut industri besi dan baja dikenal dengan sebutan mother of industries atau ibunya industri, karena produksinya digunakan untuk mendorong perkembangan industri lainnya.
Adapun impor produk besi dan baja dunia pada tahun 2021 tercatat USD 623,68 miliar, dan pertumbuhannya untuk periode 2017 – 2021 sebesar 3,51 persen. Amerika Serikat, RRT, Jerman, Italia dan Turki merupakan 5 besar negara dengan kebutuhan impor baja terbesar. [Liputan6]