NUKILAN.id | Banda Aceh – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Aceh menekankan pentingnya penyelesaian rumah sakit regional dan pembangunan pelabuhan ekspor sebagai prioritas bagi gubernur Aceh yang akan datang. Hal ini diungkapkan dalam Silaturahmi Kerja Wilayah (Silakwil) ICMI Aceh yang berlangsung di Aula Pemko Banda Aceh, Sabtu (2/11/2024).
Ketua MPW ICMI Aceh, Dr. Taqwaddin, menyatakan bahwa Silakwil adalah agenda tahunan sesuai AD/ART ICMI yang berfungsi sebagai ajang silaturahmi dan laporan kinerja organisasi daerah. Pada pertemuan ini, para pengurus ICMI kabupaten/kota melaporkan pencapaian dan kegiatan yang telah dilakukan, sekaligus mendiskusikan isu-isu aktual yang dihadapi masyarakat Aceh.
Dua masalah besar menjadi sorotan dalam Silakwil tahun ini: kebutuhan peningkatan pelayanan kesehatan dan tingginya angka kemiskinan di Aceh. Panitia mengundang dua pakar sebagai narasumber, yaitu Dr. Isra Firmansyah, ahli kesehatan, dan Ismail Rasyid, praktisi bisnis global, untuk membahas solusi yang bisa diimplementasikan.
Dr. Isra Firmansyah menyoroti lonjakan pasien yang mencapai 1.500 hingga 2.000 orang per hari di RSUD Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh. Dalam paparannya, ia menyarankan agar rumah sakit regional yang berkualitas segera didirikan di beberapa daerah seperti Meulaboh, Tapaktuan, Bireuen, Langsa, dan Takengon.
“Rumah sakit regional yang layak dapat mengurangi beban RSUZA serta memastikan akses kesehatan yang merata bagi masyarakat Aceh,” ujar Dr. Isra.
Sementara itu, Ismail Rasyid, yang juga Dewan Pakar ICMI Aceh, menyoroti pentingnya peran Aceh sebagai pusat produksi untuk pasar ekspor. Menurutnya, letak geografis Aceh sangat strategis untuk mengembangkan industri manufaktur yang berorientasi ekspor. Namun, untuk mendukung hal ini, ia menegaskan perlunya keberadaan pelabuhan ekspor yang memadai.
“Diperlukan sosok gubernur yang mampu membawa solusi dan visi untuk meningkatkan ekonomi Aceh serta mengatasi kemiskinan,” ungkapnya.
Di akhir pertemuan, Dr. Taqwaddin didampingi Prof. Rajuddin, Sekretaris MPW ICMI Aceh, meminta setiap organisasi daerah (Orda) untuk menjalin komunikasi yang baik serta membangun unit usaha untuk mendukung biaya operasional organisasi. ICMI Aceh Utara menjadi contoh dengan menjalankan usaha penggemukan sapi yang berhasil membantu membiayai organisasi.
“Saya berharap usaha seperti ini bisa diikuti oleh ICMI kabupaten/kota lain, tentu dengan brand ICMI sebagai identitas,” pungkas Taqwaddin.
Silakwil ICMI Aceh kali ini dihadiri oleh sekitar 200 peserta yang datang dari berbagai daerah, menunjukkan semangat kebersamaan untuk mewujudkan Aceh yang sejahtera melalui peran aktif dan kontribusi pemikiran bagi pemimpin yang akan datang.
Editor: Akil