NUKILAN.id | Banda Aceh – Pernyataan politisi Aceh, Tiyong, yang menyebut adanya perusakan Alat Peraga Kampanye (APK) dalam skala masif dan terstruktur menuai sorotan. Sejumlah pihak menilai pernyataan tersebut terkesan tendensius dan cenderung menuding tanpa bukti yang jelas.
Menurut Ketua Relawan Barisan Mualem, Hadi Maros, perusakan APK jangan sampai dijadikan ajang untuk bermain peran sebagai korban atau playing victim. Ia menyebut, aksi seperti itu sudah usang dan tidak relevan lagi dalam dunia politik saat ini.
“Jangan sampai framing ini justru dilakukan sendiri, lalu dibesar-besarkan di media. Seharusnya, jika memang ada perusakan, laporkan saja ke pihak berwenang. Sertakan bukti dan indikasi siapa yang diduga merusak, agar masalah ini menjadi jelas,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa tuduhan Tiyong mengenai perusakan yang masif dan terstruktur juga perlu dipertanyakan.
“Bagaimana dia bisa tahu bahwa perusakan ini dilakukan secara masif dan terstruktur? Jangan-jangan ini memang skenario yang sudah disiapkan, jika melihat locus delicti-nya,” ujarnya dengan nada kritis.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga meminta Tiyong untuk bersikap lebih dewasa. Sebagai politisi dengan basis kombatan, seharusnya Tiyong paham dengan pola-pola konspirasi yang dapat memicu gesekan politik. Apalagi, Tiyong adalah salah satu perwakilan Aceh di Jakarta, sehingga sepatutnya bersikap lebih bijak dalam menyampaikan pernyataan di ruang publik.
“Kok bisa dia menyarankan kepada tim Bustami untuk tidak terpancing? Apakah ini berarti dia sudah memastikan bahwa pelakunya adalah pihak lawan?” katanya.
Menurutnya, tindakan seperti itu sangat tidak bijak dan hanya akan memperkeruh suasana. Ia juga mengingatkan agar semua pihak tidak serta-merta menutup kemungkinan lain terkait perusakan APK tersebut.
“Spanduk rusak, bisa saja faktor alam, bisa saja dirusak oleh orang yang sengaja memancing agar kedua pihak ribut, atau bahkan dilakukan oleh orang dengan gangguan mental. Jangan menutup kemungkinan lain, termasuk bahwa ini mungkin saja skenario dari pihak mereka sendiri untuk mendapatkan simpati publik,” ujarnya.
Jika Tiyong sudah tahu siapa pelakunya, ia diminta untuk langsung menyebutkan identitasnya kepada polisi agar masalah ini segera dituntaskan dan tidak menimbulkan spekulasi lebih lanjut.
“Kalau mau menang, pilihlah metode yang elegan. Jangan kekanak-kanakan, malulah kepada konstituen dan partai Anda,” pungkasnya.
Pernyataan ini diharapkan dapat menjadi refleksi bagi semua pihak untuk menjaga suasana Pilkada Aceh tetap damai, tanpa kebohongan dan tuding-menuding yang tidak berdasar.
Editor: Akil