Nukilan.id – FASTANA-TDMRC Universitas Syiah Kuala (USK) berkolaborasi dengan Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) untuk melangsungkan Pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) bagi fasilitator tangguh bencana di Sekretariat Stem Cell Student Learning Center, Minggu, 9 Oktober 2022.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota FASTANA-TDRMC USK agar mampu memberikan pertolongan pertama (First Aid) sebagai langkah awal untuk menolong korban yang mengalami bencana, mengingat mitigasi dan kesiapsiagaan bencana tidak terlepas dari penanganan pertama bagi korban.
Pelatihan tersebut dikoordinasi langsung oleh Supportive Aid Facilitator for Emergency (SAFE) sub-unit dari GEN-A yang berfokus dalam pelatihan dan pembinaan kader agar mampu melakukan P3K. Alfiatur Rahmi yang merupakan koordinator tersebut sangat berharap agar semakin banyak masyarakat yang dapat turut andil dalam menyelamatkan korban bencana dengan memberikan pertolongan pertama.
“Pada dasarnya ilmu disaster management dan First Aid saling melengkapi. Harapannya dengan terlaksananya kegiatan hari ini bisa menambah pengetahuan kita juga akan pentingnya pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan. Sehingga kita juga bisa turut andil dalam menyelamatkan orang banyak,” ujarnya.
Beranggotakan 14 peserta, kegiatan ini diawali dengan pretest kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Imam Maulana, S.Ked, pelaksanaan demonstrasi untuk setiap keterampilan, simulasi yang dilakukan oleh masing-masing peserta dan didampingi langsung oleh trainer First Aid Gen-A, dan kegiatan diakhiri dengan evaluasi bagi setiap peserta dengan melakukan praktek dihadapan trainer.
Maulana Kamal selaku General Coordinator FASTANA menegaskan bahwa First Aid ini sangat dibutuhkan untuk semua orang termasuk para fasilitator tangguh bencana.
“Pelatihan First Aid ini sebenarnya sangat dibutuhkan bagi semua orang, termasuk para fasilitator tangguh bencana (FASTANA-TDMRC). Saya melihat banyak anggota dari FASTANA-TDMRC masih kurang dalam menangani P3K (First Aid). Hal ini terlihat dari beragamnya asal prodi dari masing-masing anggota FASTANA-TDMRC yang kebanyakan tidak membahas tentang First Aid, dan terbukti saat acara berlangsung banyak anggota FASTANA-TDMRC yang masih salah dalam menangani P3K. Namun, setelah mengikuti pelatihan First Aid ini, mereka baru memahami semua proses First Aid yang telah diajarkan. Dimana hal ini sebenarnya sangat dibutuhkan di dalam pengadaan atau simulasi drill kebencanaan. Sehingga, materi FIRST AID ini tidak hanya menjadi pengembangan skill dari anggota FASTANA-TDMRC, namun juga menjadi pelengkap dalam simulasi drill yang nantinya akan di praktekkan oleh fasilitator fastana kepada masyarakat” jelasnya. []