NUKILAN.id | Banda Aceh – Fenomena childfree, yaitu keputusan untuk tidak memiliki anak, kian menjadi topik hangat di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia merilis laporan terbaru periode 2023 terkait fenomena childfree di kalangan perempuan Indonesia. Data survei menunjukkan terdapat 71 ribu perempuan berusia 15 hingga 49 tahun yang memilih untuk tidak memiliki anak.
Berdasarkan data terbaru, satu dari 1.000 perempuan di Tanah Air kini memilih jalan hidup ini. Keputusan ini memunculkan beragam diskusi, mulai dari faktor ekonomi hingga kesadaran perempuan dalam menentukan prioritas hidup.
Riswati, seorang aktivis perempuan dan anak, menyoroti bahwa kondisi sosial dan ekonomi menjadi salah satu alasan utama di balik fenomena ini. Ia mengungkapkan bahwa banyak perempuan merasa khawatir tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar anak, seperti sandang, pangan, papan, hingga pendidikan.
“Kemiskinan dan ketidakpastian ekonomi menjadi kekhawatiran besar bagi mereka yang memilih untuk menunda atau bahkan tidak berencana memiliki anak,” ujar Riswati kepada Nukilan.id, Sabtu (16/11/2024).
Namun, Riswati menegaskan bahwa keputusan childfree tidak selalu terkait dengan keterbatasan ekonomi. Ia menyebutkan bahwa banyak perempuan memilih jalur ini karena kesadaran akan prioritas hidup, seperti mengejar pendidikan, karier, dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Ini adalah bentuk kesadaran kritis perempuan dalam menentukan prioritas dan memaknai tubuhnya. Pilihan besar ini sering kali didasarkan pada pengalaman hidup yang membentuk cara pandang mereka terhadap masa depan,” jelasnya.
Fenomena childfree memunculkan berbagai pandangan di tengah masyarakat. Sebagian pihak menganggapnya sebagai langkah progresif, sementara yang lain melihatnya sebagai tantangan terhadap nilai-nilai tradisional keluarga di Indonesia.
Apapun alasannya, pilihan ini mencerminkan perubahan cara pandang perempuan dalam menjalani hidup, terutama di tengah tekanan sosial dan ekonomi.
Tren childfree ini menandakan bahwa perempuan Indonesia semakin berani mengambil keputusan besar dalam hidup mereka, meski sering kali harus menghadapi kritik atau stigma sosial. Riswati menekankan pentingnya memberikan ruang bagi setiap perempuan untuk menentukan pilihannya tanpa tekanan.
“Pada akhirnya, ini tentang bagaimana mereka bisa menjalani hidup yang sesuai dengan apa yang mereka yakini dan prioritaskan,” tutupnya. (XRQ)
Reporter: Akil Rahmatillah