Nukilan.id – “Do’akan investasi UAE ke Aceh kali ini segera terwujud. Faisal harus bantu. Besok pagi saya ketemu Pak Presiden. Salah satu poin akan saya sampaikan agar di Aceh diberikan apapun yang diinginkan Investor demi kemudahan dan kelancaran investasi,”
Itu disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husein Bagis kepada Ahmad Faisal Yunus, mantan local staff Husein sebagai Atase Perdagangan di KBRI Cairo yang kini menjadi Wirawastawan dan Dewan penasehat Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh.
Pertemuan Dubes UEA dengan Faisal, turut ditemani Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) asal Aceh M Fadhil Rahmi dan Aulia Nur di Jakarta, Kamis (11/3/2011) kemarin.
“Komunikasi atasan bawahan itu tetap terjalin walaupun sudah puluhan tahun tidak bertemu. Luar biasa,” tulis M. Fadhil Rahmi di akun Facebooknya, Jum’at.
Dalam pertemuan tersebut, Pak Dubes lebih banyak berbicara tentang “memajukan Aceh”.
“Do’akan investasi UAE ke Aceh kali ini segera terwujud,” Kata Husein Bagis.
Disampaikan M Fadhil Rahmi, Pak Dubes berharap Aceh siap menerima investor.
“Saya siap bantu Aceh. Tapi mohon, data dan fakta di lapangan harus sesuai. Katakan yang riil, yang ada dan nampak,” kata Dubes Husein menjawab penjelasan Faisal tentang salah satu potensi investasi di Aceh.
Pertemuan itu tidak berlangsung lama, karena Dubes Husein Bagis bersiap rapid dan hari ini (jum’at) menghadap Presiden Jokowi.
Saya fahami, kata Fadil di akunnya, “Peugah nyang nyoe-nyoe manteng, bek peuleubeh-leubeh,” tulis Fadhil Rahmi. “Jangan ditipu-ditipu dengan data dan faktanya,” lanjut Fadil.
Tak lama kemudian Husein Bagis yang ditemani anaknya, Luthfi, pamit untuk menjalani swab test sebagai syarat masuk Istana di pagi Jum’at bertemu Pak Jokowi.
Senator Aceh Fadhil Rahmi ketika dihubungi Jum’at pagi mengatakan dirinya sangat berharap investasi itu sesegera mungkin, walau pada pertemuan itu tidak membahas kapan investasi dimulai.
“Harus disiapkan segala kebutuhan dulu dari para pihak. Untuk Aceh saya salalu optimis,” kata Fadhil.
Soal data dan fakta yang diucapkan Husein Bagis, bukan terkhusus bidang pariwisata dan tidak sebut spesifik bahwa itu Aceh.
“Beliau Hanya memotivasi kita untuk benar-benar serius menggarap investasi dan itu penting bagi investor. Investor UEA butuh kepastian, lahan yangg sudah siap misalnya, tdk yang akan disiapkan,” jelas Fadhil.
Fadhil menyebutkan contoh pada pabrik gula di Takengon, Aceh Tengah, berapa hektar kebun tebu? Kalo 15 ribu hektar maka katakan 15 ribu, jangan samaikan 40 hektar, karena yang 25 lagi itu potensi, baru ditanam/lahan yang siap jika dibutuhkan.[]
Reporter: ji