Nukilan.id – Penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sedang marak terjadi di Aceh. Pasalnya, wabah penyakit ini semakin meluas menyerang hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba milik masyarakat disaat menjelang Idul Adha 1443 Hijriah.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Mukhtar Daud meminta kepada masyarakat/peternak agar tidak panik dan tetap tenang dalam menghadapi wabah PMK ini, karena penyakit tersebut bisa diobati dan ditangani oleh petugas medis veteriner ataupun mantri ternak.
Politisi Partai Nanggroe Aceh (PNA) ini juga meminta kepada masyarakat/peternak untuk tidak mencampur baurkan sapi/ternaknya yang sudah terinfeksi virus tersebut, dan selalu mengawasi dan memantau ternak-ternaknya.
“Kepada masyarakat untuk tidak gegabah atau panik berlebihan. Yang perlu dilakukan adalah memisahkan sapi-sapi yang sudah terkena penyakit dengan yang sehat, dan terus mengawasi ternaknya selama 24 jam dengan menyiram/memandikan sapinya sampai 3 x sehari,” kata Pria yang akrab disapa Geuchik Tar itu kepada Nukilan, Selasa (7/6/2022).
Terkait hewan qurban pada Idul Adha nanti, kata Geuchik Tar, DPRA akan memastikan bahwa hewan qurban tersebut bebas dari segala penyakit. Hal itu nantinya akan dibuktikan dengan pemeriksaan kesehatan hewan qurban oleh dokter dan petugas medis veteriner.
“Jadi masyarakat jangan panik. InsyaAllah untuk hewan qurban nanti kita pastikan bebas dari penyakit yang akan dibuktikan dengan pemeriksaan kesehatannya,” jelas Pria lulusan Kedokteran Hewan itu.
Disisi lain, Geuchik Tar juga meminta kepada Pemerintah Aceh agar lebih serius menangani penyebaran wabah PMK, dan meningkatkan kepeduliannya terhadap masyarakat yang terimbas dari wabah tersebut.
“Pemerintah harus benar-benar serius peduli kepada masyarakat yang terimbas dari penyakit PMK ini. Karena wabah ini lagi marak-maraknya terjadi di Aceh,” tegasnya.
Geuchik Tar berharap kepada pemerintah untuk segera menyediakan obat-obatan seperti injectamin dan antibotik lainnya. Menurutnya, dengan ada penanganan khusus sapi-sapi tersebut dapat disembuhkan.
“Kalau bisa secepatnya kepedulian dari pemerintah untuk melakukan pengobatan. Penanganan ini dilakukan sementara selama menunggu datangnya vaksin,” ujarnya.
Geuchik Tar juga mendesak pemerintah Aceh untuk mendata setiap ternak yang sudah terjangkit wabah PMK. Dan melakukan pengobatan ke setiap daerah di Aceh baik yang sudah terkena penyakit maupun yang belum.
“Sebelumnya, kita sudah melakukan pengobatan dan meninjau sapi-sapi yang terkena penyakit PMK ini bersama tim dari provinsi dan Pemkab Aceh Utara di sela reses ke 2 tahun 2022 di Kabupaten Aceh Utara,” pungkasnya. [Wanda]