NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Aceh terus memperkuat langkah pencegahan terhadap munculnya gelandangan dan pengemis (gepeng) baru di wilayahnya melalui pendekatan edukasi sosial dan pemberdayaan masyarakat di tingkat gampong.
Sekretaris Dinas Sosial Aceh, Chaidir, mengatakan upaya ini menjadi salah satu fokus tambahan instansinya pada tahun 2025.
“Salah satu fokus tambahan tahun 2025 yang kita lakukan adalah pencegahan munculnya gepeng baru, dengan edukasi sosial dan pemberdayaan berbasis gampong dengan dukungan dari pilar-pilar sosial,” kata Chaidir di Banda Aceh, Jumat (17/10/2025).
Menurutnya, program tersebut dilakukan sejalan dengan arah kebijakan nasional, yang tidak hanya menitikberatkan pada penertiban, tetapi juga pembinaan sosial.
Untuk penertiban gepeng di kawasan perkotaan, Dinsos Aceh bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan aparatur gampong. Fokusnya berada di area publik seperti tempat ibadah dan persimpangan jalan yang kerap menjadi lokasi aktivitas pengemis.
Chaidir menegaskan, pendekatan yang dilakukan dalam penertiban tersebut tetap mengedepankan aspek pembinaan.
“Artinya, setiap gepeng yang terjaring akan diidentifikasi status sosialnya, asal daerah, usia, alasan turun ke jalan,” ujarnya.
Mereka yang terjaring nantinya akan diarahkan untuk mengikuti program pembinaan keterampilan kerja di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) atau lembaga sosial mitra. Tujuannya agar para penyandang masalah sosial ini memiliki keahlian dan tidak kembali ke jalanan.
Selain itu, Dinsos juga berupaya menyatukan kembali anggota keluarga yang terpisah, seperti anak dengan orang tua atau lansia terlantar dengan keluarganya.
Proses reunifikasi ini menjadi bagian dari program rehabilitasi sosial yang ditujukan untuk mengembalikan individu ke lingkungan keluarga asalnya, sehingga mereka dapat memperoleh dukungan emosional dan sosial yang dibutuhkan.
Chaidir optimistis, dengan penguatan edukasi sosial dan pemberdayaan masyarakat di akar rumput, jumlah gelandangan dan pengemis di Aceh dapat ditekan secara berkelanjutan.
“Kami meyakini, dengan edukasi yang dilakukan secara maksimal akan mampu mencegah munculnya pengemis dan gelandangan baru,” tuturnya.