NUKILAN.id | Banda Aceh – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, Zulfadhli, menghembuskan angin segar desakan keras terhadap Penjabat Gubernur Aceh, Bustami, untuk mencopot Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Azwardi Abdullah. Desakan tersebut lahir dari sorotan tajam atas progres kinerja Pemerintah Aceh yang masih terjerat dalam belitan berbagai persoalan yang memerlukan penyelesaian cepat.
“Selama ini saya juga sudah mendengar bila Azwardi tidak memiliki kemampuan komunikasi yang memiliki power. Dia lebih banyak basa-basi ketimbang melakukan komunikasi efektif. Ini tidak boleh dibiarkan lebih lama lagi,” kata Zulfadhli, Senin (3/6/2024) lalu.
Tak hanya itu, Aceh pun dipersiapkan untuk menggelar dua hajatan besar, yakni Pilkada dan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 yang akan diselenggarakan di Aceh dan Sumatra Utara. Kedua event tersebut bukan semata seremonial belaka, melainkan juga sebagai momentum unjuk diri bahwa Aceh telah siap menyongsong era baru, terutama dalam pengembangan sektor industri.
“Misi besar Pemerintah Aceh yang sedang diemban seperti mission impossible. PON 21 yang digadang-gadang sebagai pembuktian marwah orang Aceh, sampai sekarang koordinasi lintas sektor di internal Pemerintah Aceh, centang perenang,” kata Zulfadhli.
Menurut Zulfadhli, dalam upaya menjaga kesuksesan PON, Dinas Perkim memiliki peran krusial dalam pembangunan sejumlah venue serta koordinasi antar lembaga terkait. Namun, keberangkatan Kadis Perkim Aceh, Muhammad Adam, untuk menunaikan ibadah haji tanpa pemberitahuan kepada atasan menjadi salah satu contoh ketidakdisiplinan yang merugikan.
“Dinas Perkim merupakan salah satu stakeholder sangat penting dalam pelaksanaan PON. Tapi, selama ini Kadis Perkim Aceh, Muhammad Adam, tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Dia tidak bersedia berkomunikasi dengan sejumlah pihak lainnya. Bahkan tidak bersedia melaporkan progress pembangunan venue PON,” kata kader Partai Aceh itu.
Dalam konteks ini, Zulfadhli menilai bahwa Azwardi sebagai Sekda Aceh gagal membangun komunikasi yang efektif, tegas, dan to the point, sehingga marwah kepemimpinan Azwardi tidak dihargai oleh Kadis Perkim. Oleh karena itu, Zulfadhli mendesak Penjabat Gubernur Aceh untuk segera mencopot Azwardi dari jabatan Pj Sekda Aceh.
“Penjabat Gubernur Aceh harus mencari calon Sekda Aceh yang kuat. Punya nilai tawar tinggi, dan tentunya tidak cari aman. Yang sedang dijalankan ini adalah misi besar, bukan kegiatan sepele. Jadi tidak bisa bila Sekda Aceh tidak berani bersikap. Jabatan Sekda merupakan jabatan penentu, bukan tukang tunggu perintah,” tegas Zulfadhli.
Editor: Akil Rahmatillah