Nukilan.id – Elon Musk membubarkan dewan perusahaan Twitter dan menjadi direktur tunggal, setelah menyelesaikan pembelian situs media sosial tersebut senilai 44 miliar dollar AS (Rp 687,87 triliun).
Pembubaran dewan ini tercantum dalam dokumen yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) pada Senin (31/10/2022).
Dikutip dari kantor berita AFP, dokumen-dokumen tersebut menyatakan bahwa penyempurnaan penggabungan terjadi pada 27 Oktober, dengan “Tuan Musk menjadi satu-satunya direktur Twitter,” sementara seluruh dewan termasuk CEO Parag Agrawal dipecat.
Elon Musk yang juga CEO Tesla dan SpaceX, sempat berniat menghapus Twitter dari pasar publik ketika membuat penawaran pembelian pertama pada April 2022.
Lalu, ketika miliarder yang sulit ditebak langkahnya itu menjauh dari kesepakatan, Twitter menggugat Elon Musk di pengadilan Delaware.
Ketika tanggal persidangan mendekat pada Oktober, Elon Musk membahas lagi kesepakatan pembelian Twitter dan menyelesaikannya dengan 54,20 dollar AS (Rp 846.665) per saham pekan lalu.
Pebisnis kelahiran Afrika Selatan 51 tahun lalu itu mencoba menenangkan para pengiklan sebagai sumber pendapatan utama Twitter, bahwa situs itu tidak akan gratis untuk semua dan mengumumkan pembentukan dewan moderasi konten.
Entitas baru Twitter yang dipimpin Elon Musk dibentuk berdasarkan perjanjian merger, juga menawarkan membeli kembali semua obligasi Twitter yang beredar, menurut dokumen di SEC.
Sebagai orang terkaya di dunia, Elon Musk membiayai kesepakatan besar-besaran itu melalui campuran dananya sendiri, uang dari kelompok investasi lain, dan pinjaman dari bank yang harus diganti.
Menurut dokumen Twitter lain yang diajukan ke SEC, Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Talal kini menjadi pemegang saham terbesar kedua di Twitter.
Dia awalnya menolak tawaran Elon Musk karena terlalu rendah dibandingkan dengan nilai intrinsik Twitter, tetapi akhirnya menyerahkan hampir 35 juta saham yang dimilikinya. [Kompas]