NUKILAN.id | Jakarta — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menyoroti potensi gempa besar di dua zona megathrust Indonesia, yaitu Selat Sunda dan Mentawai-Siberut. Meski peringatan telah dikeluarkan, BMKG menegaskan bahwa waktu terjadinya gempa megathrust ini tidak dapat diprediksi.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan bahwa kedua zona megathrust ini sudah lama tidak melepaskan energi besar. Megathrust Selat Sunda, dengan panjang 280 km dan lebar 200 km, terakhir kali mengalami gempa besar pada tahun 1699 dan 1780. Sedangkan Megathrust Mentawai-Siberut, yang memiliki panjang dan lebar masing-masing 200 km, tercatat pernah mengguncang pada tahun 1797 dan 1833.
Kedua megathrust ini kini termasuk dalam zona seismic gap, yaitu daerah-daerah yang seharusnya mengalami gempa besar namun belum terjadi selama puluhan hingga ratusan tahun terakhir. Zona ini diduga sedang mengalami akumulasi medan tegangan yang sangat tinggi.
Dalam cuitannya di X, Daryono mengungkapkan bahwa meski gempa dari dua megathrust ini “tinggal menunggu waktu,” hal tersebut tidak berarti bahwa gempa tersebut akan terjadi dalam waktu dekat.
“Kejadian gempa tidak dapat diprediksi secara tepat,” ujar Daryono.
Ia menekankan bahwa istilah “menunggu waktu” bukan berarti bahwa gempa akan segera terjadi, melainkan menunjukkan bahwa segmen-segmen gempa di sekitarnya sudah melepaskan energinya, sementara segmen megathrust tersebut belum.
Sementara itu, pakar geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas, menambahkan bahwa kondisi megathrust di dasar lautan sangat kompleks, dan teknologi saat ini belum mampu memprediksi waktu terjadinya gempa dengan akurat. Menurut Heri, gempa megathrust biasanya memiliki siklus yang dapat terjadi setiap 200 hingga 250 tahun. Meskipun demikian, siklus ini bukanlah waktu yang pasti, melainkan sebuah rentang waktu yang dapat bervariasi.
“Dalam konteks gempa, kita bisa mengamati pola-pola siklus, tetapi memprediksi waktu secara tepat tetap merupakan tantangan besar,” jelas Heri.
Dengan penjelasan ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana gempa besar, meskipun prediksi waktu terjadinya gempa megathrust masih menjadi tantangan yang belum dapat dipecahkan.
Editor: Akil