Berhasil Ambil Alih Kekuasaan, Ini Sejarah Taliban vs Afghanistan

Share

Nukilan.id – Sejarah Taliban vs Afghanistan kembali disorot usai terjadinya pengambilalihan kekuasaan beberapa waktu lalu. Kelompok Taliban diketahui berhasil menguasai hampir sebagian besar wilayah di Afghanistan dalam waktu singkat.

Banyak orang, mulai warga sipil hingga orang asing berusaha angkat kaki dari Afghanistan usai Taliban berkuasa. Mereka khawatir Taliban akan kembali memberlakukan rezim ‘garis keras’ seperti yang terjadi 20 tahun silam.

Sejarah Taliban vs Afghanistan di Masa Lalu

Seperti dilansir BBC, Senin (23/8/2021) pasca pasukan Uni Soviet mundur dari Afghanistan, awal 1990an, Taliban terbentuk. Awalnya gerakan ini didominasi oleh orang-orang Pashtun dan pertama kali muncul di pesantren-pesantren yang kebanyakan dibiayai oleh Arab Saudi, yang biasanya menganut aliran Sunni garis keras.

Saat itu, Taliban berjanji di wilayah-wilayah Pashtun, yang tersebar di Pakistan dan Afghanistan, untuk mengembalikan perdamaian dan keamanan berdasarkan Syariah Islam jika mereka berkuasa.

Pengaruh Taliban sangat cepat menyebar hingga berhasil merebut ibu kota Afghanistan, Kabul pada 1996. Pada 1998, Taliban bahkan menguasai hampir 90% wilayah Afghanistan.

Awalnya, Taliban disambut baik oleh masyarakat Afghanistan. Popularitas Taliban kian jadi sorotan usai berhasil memberantas korupsi, membatasi pelanggaran hukum, dan membuat jalan-jalan dan area-area di bawah kekuasaan mereka aman untuk perdagangan.

Sejarah Taliban vs Afghanistan: Nasib Perempuan

Namun perspektif soal Taliban berubah usai Taliban memperkenalkan atau mendukung hukuman yang sejalan dengan penafsiran mereka akan hukum Syariah seperti eksekusi di depan umum terdakwa pembunuhan dan pezina, dan amputasi bagi mereka yang diputuskan bersalah karena pencurian. Para pria diharuskan menumbuhkan jenggot, sementara para perempuan diwajibkan mengenakan burka yang menutup seluruh tubuh.

Saat berkuasa, Taliban juga melarang televisi, musik dan bioskop, juga tidak memperbolehkan anak perempuan di atas sepuluh tahun untuk sekolah.

Bahkan Taliban memicu kemarahan internasional terkait pelanggaran HAM dan budaya, salah satunya dengan menghancurkan patung Buddha Bamiyan yang terkenal di Afghanistan tengah pada 2001.

Sejarah Taliban vs Afghanistan: Kedatangan AS

Kekuasaan Taliban runtuh pada Desember 2001 usai koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan ke Afghanistan. Serangan bermula dari tuduhan AS terhadap Taliban, yang melindungi Osama Bin laden dan gerakan al-Qaeda, yang dianggap bertanggungjawab atas serangan World Trade Centre, New York, September 2001.

Meski sudah digulingkan, Taliban masih terus hidup dan melancarkan taktik perang gerilya selama 20 tahun melawan AS, sekutunya, dan tentara Afghanistan.

Sementara pasukan pemerintah menguasai wilayah perkotaan, Taliban mempertahankan kendali daerah pedalaman atas dukungan penduduk setempat, terutama dari etnis Pashtun di selatan dan timur negara itu.

Sejarah Taliban vs Afghanistan Terkini

Pada 2018, Taliban terlibat pembicaraan dengan AS dan pada Februari 2020, kedua pihak bersepakat menandatangani kesepakatan damai di Doha yang berisi komitmen AS untuk menarik pasukan dan Taliban tak melakukan serangan pada pasukan AS.

Dalam kesepakatan itu, al-Qaeda atau militan lain juga tidak diizinkan beroperasi di area yang dikuasainya, dan melanjutkan perjanjian perdamaian nasional.

Namun setahun setelah perjanjian itu diteken, Taliban terus menargetkan serangan ke pasukan keamanan Afghanistan dan dengan cepat menyerang berbagai wilayah di seluruh negeri hingga menduduki ibu kota Kabul dan membuat Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, meninggalkan Afghanistan dengan alasan menghindari pertumpahan darah.

Wakil Presiden Pertama Afghanistan, Amrullah Saleh, mengatakan dia berada di Afghanistan. Dia juga mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara yang sah setelah Ghani kabur.

Puluhan ribu orang telah mencoba melarikan diri dari negara itu karena takut terhadap pemerintahan Islam garis keras yang diperkirakan bakal dilakukan Taliban. Mereka takut akan pembalasan langsung karena berpihak pada pemerintah yang didukung Barat yang berkuasa selama dua dekade terakhir.

Kekhawatiran itu tetap dirasakan warga Afghanistan meski Taliban berjanji akan melangsungkan rezim yang berbeda dibanding 20 tahun silam.

“Kalau soal ideologi, keyakinan, tidak ada bedanya, tapi kalau kita hitung berdasarkan pengalaman, kedewasaan, dan wawasan, pasti banyak perbedaannya,” kata Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.

“Semua yang berseberangan diampuni dari A sampai Z. Kami tidak akan membalas dendam,” sambungnya.

Mujahid mengatakan pemerintah akan segera dibentuk tetapi hanya memberikan sedikit rincian. Dia hanya mengatakan Taliban akan terhubung dengan semua pihak.

Dia juga mengatakan Taliban berkomitmen membiarkan perempuan bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Tapi dia tidak menjelaskan aturan spesifik.

Menanggapi pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban, pasukan oposisi anti-Taliban mengaku siap jika harus berperang jangka panjang dengan pasukan Taliban. Namun demikian, mereka juga terbuka jika Taliban mau bernegosiasi.

Juru bicara pasukan oposisi anti-Taliban, Ali Maisam Nazary memastikan persiapan itu dilakukan sejak Taliban menguasai Afghanistan usai mereka menyerang ibu kota Kabul. Menurutnya ribuan orang Afghanistan telah pergi ke Panjshir untuk bergabung dengan opsisi demi pertempuran dan tempat yang aman untuk melanjutkan hidup mereka.

Nazary menyebut tujuan utama pasukan Front Perlawanan Nasional adalah untuk menghindari pertumpahan darah lebih lanjut di Afghanistan. Jika Taliban tetap tidak menyepakati negosiasi terkait sistem pemerintahan baru, maka dia menyebut pasukan oposisi akan memberikan mendeklarasikan perang.

“Syarat untuk kesepakatan damai dengan Taliban adalah desentralisasi – sebuah sistem yang menjamin keadilan sosial, kesetaraan, hak, dan kebebasan untuk semua,” kata Nazary, kepala hubungan luar negeri NRF, menambahkan jika Taliban tidak setuju akan ada kesepakatan damai dengan Taliban, maka akan menjadi “konflik jangka panjang”.[detikcom]

Sejarah Taliban vs Afghanistan, Dulu hingga Kini — ilustrasi saat Taliban berjaga-jaga di Kabul (Foto: AP/Rahmat Gul)
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News