Nukilan.id – Tim survei Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Aceh bersama Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh dan Majelis Pendidikan Aceh (MPA) melakukan kunjungan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Simeulue, Kabupaten Simeulue, Senin (11/10/2021).
Kunjungan itu dalam rangka melakukan survei terpadu di SLB terkait Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan yang dihadiri Ketua Tim Survey Bappeda Aceh, Dr. Sufirmansyah, SE, M.Si, perwakilan Disdik Aceh, dan perwakilan MPA.
Baca juga: Bappeda Aceh Lakukan Survei SLB Terpadu di Banda Aceh dan Aceh Besar
Kehadiran Tim Survei ini disambut baik dan ramah oleh Kepala Sekolah (Kepsek) SLB Negeri Simeulue, Jufniar Jafar dan Tenaga Pendidik (Tendik) beserta Anak Berkebutuhan Khusus di SLB tersebut.
Kepala Bappeda, H.T. Ahmad Dadek, SH, MH mengatakan bahwa, sektor pendidikan merupakan program prioritas untuk meningkatkan kualitas pendidikan baik di Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Ahmad Dadek berharap, pada tahun 2025 setiap Kabupaten/Kota di Aceh harus memiliki SLB dan kemajuan pelayanan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
Dalam kesempatan itu, Ketua Tim Survei, Dr. Sufirmansyah, SE, M.Si mengatakan bahwa, kegiatan ini dilakukan dalam rangka Pemenuhan SPM Pendidikan untuk mendorong semangat Anak Berkebutuhan Khusus dalam menempuh pendidikan serta pemulihan fisik dan mental.
“Survei ini ditujukan untuk Pemenuhan SPM guna mendorong semangat ABK dalam menempuh pendidikan dan pemulihan fisik dan mental,” kata Dr Sufirmansyah kepada Nukilan.id, Kamis (14/10/2021).
Baca juga: Bappeda Aceh: RKPA 2022 Fokus Tangani Kemiskinan, UMKM, Infrastruktur dan Covid-19
Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa, berdasarkan hasil survei itu, permasalahan ditemukan pada SLB, terkait sarana dan prasarana (rombel-halaman) yang belum responsive ABK, Tendik/Guru masih kurang (Kualitas dan Kuantitas) hanya dua orang PNS dan lainnya masih status non PNS, kemudian perlengkapan relatif kurang dan ruang belajar perlu penyekatan.
“Termasuk lapangan upacara masih tergenang air ketika hujan dan ini perlu di desain khusus sekaligus dapat digunakan untuk tempat bermain Anak Berkebutuhan Khusus,” ujar Dr Sufirmansyah.
Dalam kesempatan itu juga, Kepsek SLB Negeri Simeulue, Jufniar Jafar mengatakan bahwa, Kabupaten Siumeulue hanya memiliki satu SLB, sedangkan peserta didik/Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Simeulue itu tinggalnya jauh dari sekolah, sehingga menyulitkan orangtua mereka untuk mengantar anaknya ke sekolah, karena pada umumnya orangtua tidak mampu.
Sebab itu, kata Jufniar, kita melakukan kerjasama untuk bisa menampung ABK pada sekolah umum yang terdekat.
Baca juga: Bappeda Aceh: Perlu Kerja Keras Menurunkan Kemiskinan di Masa Pandemi
“Jadi nanti kita mengirim guru SLB untuk mendampingi ABK pada setiap sekolah-sekolah yang telah dititipkan ABK,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Survei yang juga Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Keistimewaan Aceh, Pemerintahan, dan Sumber Daya Manusia (P2KPSDM) Bappeda Aceh, Setiawaty, SKM, MPH mengatakan, survei ini dimaksudkan agar teridentifikasi permasalahan serta mencari solusi yang tepat, efesien dan efektif dalam perencanaan pendidikan sesuai kebutuhan SLB. []