Nukilan.id – Menanggapi rilis terbaru BPS yang menyebut jumlah penduduk miskin di Aceh meningkat, juga posisi Aceh sebagai provinsi termiskin di Sumatera, Pemerintah Aceh mengatakan akan terus berupaya mengatasi masalah tersebut.
Hal tersebut diakui tidak mudah, terlebih dalam kondisi pandemi yang terjadi saat ini.
Namun Kepala Bappeda Aceh Teuku Ahmad Dadek tak mau pesimis. “Kita akui harus bekerja lebih keras lagi tahun ini,” seru Dadek.
Pada tahun 2021 anggaran yang dikantongi daerah totalnya Rp 9.384 triliun. Terdiri dari APBA Rp 8.058 triliun, APBN Rp 1.285 triliun, dan CSR Rp 41 miliar.
“Ini belum masuk Dana TP dan Tekon 2021, Dana Desa, dan APBD kabupaten/kota,” tambahnya.
Dadek juga berharap agar dana desa difokuskan untuk pemberdayaan ekonomi, terutama dalam menghadapi pandemi sambil menunggu proses vaksinasi. Demikian halnya sektor swasta dan UMKM yang harus dirangsang bangkit pada tahun ini.
“Semoga mereka bisa lebih tahan dan kreatif dalam mempertahankan aura bisnisnya,” harap Dadek.
Dalam pandangan Dadek, tingginya angka kemiskinan di Aceh tak bisa dilepaskan dari faktor masa lalu. Konflik dan tsunami memang telah berlalu, tetapi dampaknya masih ada sampai sekarang. Salah satunya adalah kemiskinan yang tingkatnya tinggi.
“Ini artinya kemiskinan di Aceh tidak bisa disamakan dengan daerah lain. Pemerintah Aceh harus bekerja keras dua kali lipat (dibandingkan daerah-daerah lain),” Dadek menjelaskan.
Dalam suasana pandemi ini, Indonesia harus bekerja keras mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan. Angka kemiskinan Indonesia juga meningkat dari 9,22 % menjadi 10,19% atau naik 0,93 poin, sedangkan Aceh 2019 angka kemiskinan Aceh 15,01 % tahun 2020 menjadi 15,43% dalam naik sebesar 0,42% masih rendah dibandingkan dengan kenaikan sebesar 0,93 poin.
Di Aceh ada enam sebab dan strategi pengentasan kemiskinan. Pertama, menekan pengeluaran masyarakat lewat program JKA, perumahan, dan lain-lain. Kedua, meningkatkan pendapatan masyarakat dengan berbagai bantuan. Ketiga, meningkatkan SDM dengan pelatihan kerja dan pendidikan. Keempat, menekan transaksi ekonomi dengan meningkatkan jalan dalam keadaan baik. Kelima, menjaga stabilitas pangan. Keenam, menangani dampak bencana.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jumlah penduduk miskin di Aceh pada September 2020 sebanyak 833,91 ribu orang, bertambah 19 ribu orang dibanding Maret 2020 yang sebesar 814, 91 ribu orang.