Asisten I Setda Aceh Lepas 33 EMT Terpadu ke Sembilan Daerah Terdampak Bencana

Share

NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Pemerintah Aceh mengerahkan 33 personel Emergency Medical Team (EMT) terpadu ke wilayah terdampak banjir dan tanah longsor. Pelepasan tim dilakukan Asisten I Bidang Pemerintahan, Keistimewaan Aceh, dan Kesejahteraan Rakyat Setda Aceh, Drs. Syakir, M.Si, Rabu pagi (17/12/2025), di halaman Dinas Kesehatan Aceh.

Pada tahap pertama ini, EMT diberangkatkan ke sembilan kabupaten/kota terdampak, yakni Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Gayo Lues, Kota Lhokseumawe, dan Nagan Raya. Tim terdiri dari dokter, perawat, bidan, petugas P2P, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, serta tenaga kesehatan lainnya, dengan dukungan armada Hiace dan bus.

Selain personel, EMT juga membawa logistik kesehatan berupa obat-obatan, emergency kit, PMT balita, serta vitamin A. Pelepasan turut didampingi Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Ferdiyus, SKM, M.Kes, dan sejumlah pejabat terkait.

Dalam arahannya, Syakir menegaskan kebutuhan dukungan lintas sektor di wilayah terdampak masih tinggi, terutama penguatan pelayanan dasar kesehatan. Ia menyebutkan pemerintah provinsi telah meninjau langsung sejumlah daerah terdampak.

“Dari seluruh daerah yang kami kunjungi, kondisi paling parah terjadi di Aceh Tamiang. Pemerintahannya lumpuh, mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, puskesmas hingga desa,” ujar Syakir.

Menurut Syakir, dampak bencana juga dirasakan aparatur pemerintahan dan tenaga kesehatan setempat.

“Pelayan pemerintahannya sendiri juga banyak yang menjadi korban. Bisa jadi tenaga medis juga demikian, sehingga Aceh Tamiang memang sangat membutuhkan dukungan dari luar,” katanya.

Ia mengungkapkan, hingga kini masih terdapat 15 puskesmas di 12 kecamatan di Aceh Tamiang yang belum berfungsi.

“Kehadiran tim di lapangan diharapkan dapat mengaktifkan kembali pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan,” ujarnya.

Syakir juga menyampaikan rencana pembentukan pelayanan terpadu yang mengintegrasikan layanan kesehatan, dapur umum, dan distribusi logistik untuk memaksimalkan penanganan bencana. Selain Aceh Tamiang, perhatian serius masih dibutuhkan di sejumlah kecamatan di Aceh Utara, seperti Langkahan, Jambo Aye, Baktiya, dan Sawang.

Ia menekankan pentingnya dukungan psikologis bagi tenaga medis setempat serta pemutakhiran data pos pelayanan terpadu.

“Kita juga perlu memperbarui data pos pelayanan terpadu di setiap kecamatan. Tidak semua pos berada di puskesmas. Jika jaringan memungkinkan, segera kirimkan informasi termasuk koordinat lokasi,” katanya.

Syakir mengingatkan kewaspadaan terhadap potensi penyakit berisiko Kejadian Luar Biasa (KLB) di posko pengungsian, termasuk penggunaan masker di wilayah berdebu seperti Aceh Tamiang dan antisipasi keterbatasan akses logistik.

“Logistik harus benar-benar disiapkan dan diantisipasi. Jaga kesehatan agar kehadiran kita tidak menambah beban di daerah terdampak,” ujarnya.

Menutup arahan, Syakir berpesan agar tugas kemanusiaan ini diniatkan sebagai ibadah. “Kita niatkan ini sebagai ibadah. Selamat bertugas, jaga kesehatan, tetap semangat, jaga kekompakan dan silaturahmi dengan saudara-saudara kita di sana,” pungkasnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Ferdiyus, menyatakan EMT yang diberangkatkan merupakan Gelombang III. Sebelumnya, EMT Gelombang I berjumlah 14 orang ditugaskan ke Pidie Jaya, disusul EMT Gelombang II dengan 22 personel ke Aceh Tamiang dan Kota Langsa.

“Pengerahan tim secara bertahap ini dilakukan untuk memastikan seluruh wilayah terdampak bencana mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhan di lapangan,” ujar Ferdiyus.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News