Nukilan.id – Kita sering mendengar kata Istidraj dan banyak nasihat ulama agar kita hati-hati dengan perkara yang satu ini. Bagaimana sebenarnya ciri-ciri istidraj ini?
Istidraj adalah kesenangan dan kenikmatan yang diberikan Allah Ta’ala kepada orang-orang yang jauh dari-Nya atau suka bermaksiat. Dalam pengertian lain Istidraj merupakan nikmat yang hakikatnya adalah hukuman dari Allah.
Baca juga: 3 Prinsip Meraih Sukses Hidup di Dunia
Secara bahasa Istidraj diambil dari kata ‘daraja’ yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Sementara istidraj dari Allah kepada hamba dipahami sebagai ‘hukuman’ yang diundur-undur oleh Allah.
Mari kita kenali tanda-tanda Istidraj. Semoga kita dijauhkan dari perkara ini.
1. Harta berlimpah, padahal tidak pernah bersedekah apalagi mengeluarkan zakat.
2. Rezeki lancar dan berlipat-lipat, padahal jarang salat dan tidak senang pada nasihat ulama, serta terus menerus berbuat maksiat.
3. Dikagumi dan dihormati, padahal akhlaknya buruk dan jauh dari agama.
4. Diikuti dan diidolakan banyak orang, padahal bangga mengumbar aurat dalam berpakaian.
5. Jarang menderita sakit, padahal dosa-dosanya menggunung.
6. Punya anak-anak yang sehat dan cerdas, padahal diberi makan dari harta yang haram (menipu, korupsi, riba’, dan lain-lain).
mengumbar aurat dalam berpakaian.
7. Hidup bahagia penuh canda tawa, padahal tak pernah berdzikir dan tak pernah hadir di majelis ilmu.
8. Karirnya terus menanjak, padahal banyak hak orang lain yang diabaikan dan diinjak-injak.
9. Semakin tua semakin makmur, padahal hidupnya diselimuti dosa dan tidak pernah bertaubat.
Baca juga: Seorang Pemuda, Jadi Mualaf Usai Bertemu Rombongan Haji, Bagaimana kisahnya?
Itulah beberapa ciri-ciri Istidraj. Mengenai Istidraj ini, Ulama yang juga Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan, Al-Habib Quraisy Baharun menukil salah satu firman Allah dalam Al-Qur’an.
فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Surah Al-An’am Ayat 44).
Dalam satu riwayat yang bersumber dari ‘Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ
“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad).
Baca juga: 3 Penyebab Hancurnya Bangsa Menurut Rasulullah SAW
Karena itu kita tak perlu silau atau merasa iri dengan kesuksesan dan kemegahan yang ditampilkan seseorang. Bisa jadi dia sedang mengalami Istidraj, hukuman berbalut nikmat.
Sebagai orang beriman, hendaknya kita meningkatkan iman dan ketakwaan pada Allah. Kemudian berusaha menjauhi diri dari segala perkara maksiat . Apabila seseorang beramal saleh dan taat pada-Nya, namun mendapat ujian dan musibah, itulah tanda kasih sayang Allah pada hamba-hamba yang dicintai-Nya. Semoga kita semua dipelihara dari Istidraj.
Wallahu A’lam
Baca juga: Belajar dari Pengelolaan Wakaf Baitul Asyi’ Aceh di Makkah
Sumber: kalam.sindonews