NUKILAN.id | Jakarta – Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) menerima penghargaan dari International Labour Organization (ILO) atas kontribusinya dalam membangun ekosistem rantai pasok dan nilai industri nilam di Aceh. Penghargaan ini diserahkan dalam rangkaian acara Project Advisory Committee Meeting dari Program Promise II Impact ILO yang didanai oleh SECO Swiss, di Pullman Hotel Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (6/6/2024).
Penghargaan untuk ARC-USK diterima oleh Kepala ARC, Syaifullah Muhammad, didampingi oleh Rektor USK, Prof. Marwan. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Fery Irawan, Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Ekonomi RI, serta disaksikan oleh Jonas Grunder, Program Manager SECO Bern, Switzerland, dan Diego Rei dari ILO.
Dalam acara tersebut, Jauhari Sitorus, Manager Promise II Impact ILO, memaparkan berbagai program yang telah dilaksanakan oleh ILO Country Area Indonesia di tiga provinsi: pengembangan sapi perah di Jawa Barat, rumput laut di NTT, dan nilam di Aceh. Program ini fokus pada pemberdayaan masyarakat dan penguatan rantai pasok melalui platform aplikasi digital yang menyediakan informasi terstruktur untuk pengembangan usaha masyarakat.
“Aplikasi untuk program rumput laut di NTT dan sapi perah di Jawa Barat sudah mulai digunakan dengan dukungan dari Agree Telkom, sehingga informasi rantai pasok hingga produk masyarakat dapat tersampaikan hingga ke pembeli,” ujar Jauhari. “Untuk nilam, aplikasinya masih dalam tahap perancangan dan akan selesai tahun ini, sehingga bisa segera digunakan oleh petani dan penyuling nilam di Aceh,” tambahnya.
Rektor USK, Prof. Marwan, menyampaikan apresiasi terhadap program ILO yang didukung oleh SECO Swiss ini. Marwan berharap program ini bisa melengkapi roadmap pengembangan nilam yang telah disusun dan dijalankan oleh USK selama delapan tahun terakhir. “USK telah mengembangkan inovasi hulu-hilir industri nilam, sehingga memperbaiki ekosistem nilam di Aceh menjadi lebih berkeadilan dan berkelanjutan,” ujar Marwan.
Kepala ARC, Syaifullah Muhammad, mengungkapkan bahwa program ILO telah mewujudkan mimpi digitalisasi yang tercantum dalam roadmap nilam Aceh. “Dream will come true, mimpi terkait digitalisasi nilam akan terwujud berkat kehadiran ILO. Hal ini akan membuat bisnis nilam Aceh memasuki era modern dengan berbagai kemudahan dan keterbukaan informasi yang lebih baik,” jelas Syaifullah.
Syaifullah juga menambahkan bahwa ARC siap berkolaborasi lebih lanjut, termasuk dengan NTT untuk memadukan nilam dengan rumput laut dan memprosesnya menjadi produk kosmetika berkualitas tinggi. “ARC siap berkolaborasi dengan NTT untuk memadukan nilam dengan rumput laut dan diproses menjadi produk kosmetika berkualitas tinggi,” tutup Syaifullah.
Acara FGD yang berlangsung hangat dan dipandu oleh Mr. Thomas dari ILO ini juga dihadiri oleh berbagai stakeholder, termasuk Kementerian Keuangan, Kemenkop UKM, Kemenaker, BPRS Mustaqim Aceh, Bank NTT, PT. ASTIL NTT, KPBS Bandung Selatan, Sekda NTT, Apindo, OJK, dan sejumlah stakeholder lainnya. Berbagai ide dan gagasan mengalir deras, menunjukkan komitmen bersama dalam pengembangan industri nilam, sapi perah, dan rumput laut di Indonesia.
Editor: Akil Rahmatillah