NUKILAN.id | Banda Aceh – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Aceh menggelar Training Cek Fakta yang bekerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), Cekfakta.com, dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Pelatihan ini berlangsung selama dua hari, yakni Sabtu (28/9/2024) hingga Minggu (29/9/2024), dan menghadirkan trainer nasional Nurika Manan dan Adi Marsiela.
Dalam wawancara dengan Nukilan.id, Nurika Manan menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan kali pertama dilakukan. Sebelumnya, mereka juga pernah mengadakan diskusi kelompok terarah (FGD) dengan organisasi sipil, serta pelatihan bersama jurnalis. Kali ini, pelatihan dikhususkan bagi anggota AMSI Aceh dan perusahaan media.
“Harapannya, dengan adanya tiga elemen ini—organisasi sipil, jurnalis, dan perusahaan media—dapat terbentuk ekosistem cek fakta yang solid,” kata Nurika.
Adi Marsiela, selaku trainer, turut menjelaskan alasan Training Cek Fakta kali ini digelar di Aceh. Ia mengatakan bahwa Aceh menjadi salah satu dari lima provinsi dengan indeks toleransi yang kurang baik berdasarkan penilaian Setara Institute.
“Saat Pilkada nanti, potensi polarisasi sangat mungkin terjadi, melihat pengalaman sebelumnya seperti Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019. Hal ini yang coba kami antisipasi agar tidak terulang kembali di Pilkada 2024,” ujar Adi.
Adi juga menekankan pentingnya pembentukan ekosistem lokal pengecekan fakta sebagai langkah keberlanjutan dari pelatihan ini.
“Kami berharap media-media di Aceh dapat mendorong adanya kanal cek fakta di portalnya masing-masing. Jadi ke depan, jika ada hoaks yang muncul di Aceh, teman-teman di sini mampu mengidentifikasi dan mengantisipasi dengan cepat,” tambahnya.
Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas media di Aceh dalam menangkal hoaks dan menjaga agar informasi yang beredar di masyarakat tetap akurat, khususnya menjelang Pilkada 2024 yang berpotensi memunculkan banyak isu dan disinformasi. (XRQ)
Reporter: Akil Rahmatillah