NUKILAN.ID | Banda Aceh – Dukungan terhadap pembentukan Badan Usaha Milik Aceh (BUMA) di sektor pangan terus menguat. Setelah sebelumnya anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Partai Darul Aceh (PDA), Eddi Shadiqin, SH, mendorong Pemerintah Aceh untuk segera merealisasikan rencana tersebut, kini akademisi dari Universitas Syiah Kuala turut menyatakan dukungan.
Mujiburrahmad, akademisi dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, menilai bahwa pendirian BUMA sektor pangan di Aceh sudah sangat layak direalisasikan. Menurutnya, langkah ini akan menjadi instrumen strategis dalam mengelola potensi pertanian dan perkebunan yang melimpah di Aceh.
“Pendirian BUMD atau BUMA sektor pangan di Aceh sangat penting untuk mengelola potensi besar sektor pertanian dan perkebunan yang dimiliki daerah ini, agar tidak bergantung dari luar (Aceh),” ungkap Mujiburrahmad kepada Nukilan.id pada Sabtu (17/5/2025).
Ia menyoroti kondisi Aceh yang hingga saat ini masih bergantung pada pasokan pangan dari luar daerah. Situasi ini, menurutnya, sangat rentan terhadap gejolak pasar dan mengancam ketahanan pangan daerah.
“Saat ini, Aceh masih bergantung pada pasokan pangan dari luar daerah, yang rentan memicu ketidakstabilan harga dan mengancam ketahanan pangan,” katanya.
Baca Juga: Anggota Komisi III DPRA Dorong Pendirian BUMA Pangan
Lebih lanjut, ia menilai kehadiran BUMA Pangan dapat menjadi solusi konkret untuk membangun kedaulatan pangan di Aceh serta meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan hasil pertanian lokal.
“Dengan hadirnya BUMA Pangan, Aceh berpeluang memperkuat kedaulatan pangan daerah, mengelola hasil pertanian secara profesional, mengurangi ketergantungan pada impor, serta mendorong kemandirian dan pertumbuhan ekonomi lokal,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa BUMA Pangan dapat berperan penting dalam menstabilkan harga komoditas serta menyerap hasil pertanian rakyat yang kerap kali tidak terserap pasar.
Ia mengungkapkan, melalui pendekatan pembelian hasil pertanian dengan harga wajar dan strategi penjualan yang efektif, BUMA Pangan dapat menjadi penopang ekonomi petani serta melindungi mereka dari gejolak harga yang merugikan.
“Melalui mekanisme pembelian hasil pertanian dengan harga wajar dan penjualan yang efektif, BUMA Pangan dapat membantu menghindari fluktuasi harga yang merugikan petani, serta menyerap surplus panen yang kerap tidak terserap pasar,” imbuhnya.
Ia pun menggarisbawahi pentingnya tata kelola yang baik serta profesionalisme dalam manajemen agar BUMA ini mampu bertahan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
“Dengan tata kelola yang baik serta manajemen risiko yang profesional, BUMA Pangan diyakini mampu bertahan dan memberikan manfaat dalam jangka panjang bagi semua pihak,” Pungkasnya.
Dukungan dari kalangan akademisi ini menambah legitimasi terhadap urgensi pendirian BUMA Pangan di Aceh. Kini, semua mata tertuju pada langkah konkret Pemerintah Aceh dalam menjawab tantangan sekaligus peluang besar ini. (XRQ)
Reporter: Akil