NUKILAN.id | Banda Aceh – Akademisi Universitas Terbuka, Beni Syuahada, memberikan kritik tajam terhadap gagasan pemberdayaan rakyat Aceh yang diusung oleh para kandidat calon gubernur Aceh dalam debat perdana yang berlangsung pada Jumat (25/10/2024) lalu.
Menurut Beni, tantangan terbesar dalam mewujudkan ide-ide tersebut adalah keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA), yang terus menyusut seiring berakhirnya masa dana otonomi khusus (otsus) bagi daerah ini.
“Seharusnya ini menjadi perhatian utama kandidat untuk mempersiapkan kemandirian Aceh dalam memenuhi kebutuhan ekonominya setelah era dana otsus berakhir,” ujar Beni saat dihubungi Nukilan.id, Senin (28/10/2024).
Beni menegaskan pentingnya menciptakan program inovatif yang dapat mendorong kemandirian ekonomi Aceh melalui peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Ia percaya bahwa kemandirian ekonomi adalah kunci untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Aceh.
“Kemerdekaan yang sebenarnya untuk Aceh adalah saat terciptanya masyarakat yang sejahtera, pembangunan yang merata, serta memiliki ekonomi yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Dengan dinamika politik yang semakin memanas menjelang Pilgub 2024, perhatian masyarakat terhadap isu-isu fundamental seperti ekonomi dan kemandirian daerah menjadi semakin krusial. Keterlibatan aktif masyarakat dalam menilai dan memilih calon pemimpin yang tepat diharapkan dapat mengarah pada kemajuan dan kesejahteraan Aceh ke depan. (XRQ)
Reporter: Akil Rahmatillah