Nukilan.id – Situasi Afghanistan sepertinya makin tidak kondusif. Inggris dan Amerika Serikat (AS) bahkan mengeluarkan peringatan baru soal situasi di negara itu.
Keduanya kompak meminta warga negaranya yang masih berada di Afghanistan untuk menghindari perjalanan ke Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, saat ini karena ancaman keamanan. Peringatan dikeluarkan Rabu (25/8/2021).
“Pergi ke lokasi yang aman dan menunggu saran lebih lanjut,” tulis Inggris dalam pernyataan resminya dikutip BBC International.
Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan situasi Afghanistan tetap bergejolak. Bahkan menambahkan ada ancaman teroris yang berkelanjutan dan tinggi.
AS juga memberikan peringatan keamanan kedutaan. Ini diposting di situs web kedutaan. Warga yang ada di Gerbang Biaram Gerbang Timur dan Gerbang Utara disarankan segera pergi karena alasan keamanan.
“Warga Amerika harus mewaspadai lingkungan Anda setiap saat, terutama dalam kerumunan besar,” tulis Reuters mengutip web kedutaan.
Sebelumnya Presiden AS Joe Biden dan pejabat pemerintahan lainnya sempat melaporkan ancaman ISIS ke evakuasi yang tengah dilakukan. Awal pekan ini dilaporkan bagaimana penjaga di bandara, yang terdiri dari pasukan Taliban dan militer Barat ditembaki kelompok tak dikenal hingga menyebabkan korban jiwa.
Bandara Kabul saat ini dijaga 5.800 tentara AS dan 1.000 tentara Inggris.
Sementara itu, Rusia juga dilaporkan mengirimkan empat pesawat militer untuk melakukan evakuasi warganya. Disebutkan pula ada ancaman terorisme yang tinggi.
“Situasinya sangat tegang … Ancaman teroris sangat tinggi,” tulis Reuters mengutip pernyataan Rusia, Kamis (26/8/2021).
Setidaknya lebih dari 500 orang sudah dievakuasi. Bukan hanya warga Rusia, tapi juga Belarus, Kirgistan, Tajikistan, Uzbekistan dan Ukraina.
Seorang pemimpin diaspora Afghanistan mengatakan kepada kantor berita RIA bahwa pihak berwenang Rusia akan mengizinkan sekitar 1.000 warga Afghanistan untuk datang. Ghulam Mohammad Jalal, mengatakan warga Afghanistan dengan paspor Rusia, hak tinggal, visa kerja dan mereka yang belajar, akan diizinkan masuk begitu penerbangan tersedia.
Sementara itu pada Rabu, Rusia juga memperkuat pangkalan militernya di Tajikistan. Latihan militer sudah dilakukan selama sebulan.