Nukilan.id – Provinsi Aceh masuk 10 besar kelulusan terbanyak dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) pada tahun 2021.
Jumlah siswa (i) Aceh yang mendaftar pada SBMPTN tahun 2021 yaitu 16.767 peserta, dari jumlah tersebut 6.888 peserta (41%) dinyatakan lulus. Kemudian, dari 15.290 peserta yang mendaftar pada jalur SNMPTN sebanyak 5.626 (36.80%) peserta diterima.
Menanggapi hal itu, Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9 Kota Banda Aceh, Hj. Nilawati S.Pd. M.Pd menyampaikan bahwa, masuknya Aceh dalam 10 besar kelulusan terbanyak di Perguruan Tinggi Negeri merupakan hasil sinergitas semua elemen mulai dari pengambil kebijakan sampai dengan praktis pendidikan.
Menurutnya, meraih keberhasilan tersebut bukanlah semudah membalikkan telapak tangan. Namun, prestasi itu sudah mulai dirintis sejak beberapa tahun yang lalu.
“Ketika semua elemen sudah bersinergi dari pengambil kebijakan sampai praktis pendidikan, Saya rasa banyak hal yang bisa kita lakukan, sehingga ini semua bisa kita capai,” kata Nilawati saat dihubungi Nukilan.id, Sabtu (19/6/2021).
Nilawati menyebutkan bahwa, ada beberapa faktor sinergi yang dilakukan, diantaranya:
1. Proses perekrutan calon Kepala Sekolah yang dilakukan dengan ketat yang melibatkan fasilisator dari Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS).
Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah merupakan sistem yang dibangun dalam rangka peningkatan mutu kepala sekolah di Indonesia.
Selain itu, Dinas Pendidikan Aceh juga melakukan diklat penyegaran bagi kepala sekolah yang belum memiliki sertifikat dan NUK (Nomor Urut Kepala Sekolah) dari Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS).
“Jadi saat ini sebagian besar kepsek SMA/SMK/LB yang menjabat sudah melewati proses yang benar dan memiliki NUK,” kata Nilawati.
Oleh karena itu, sangat tepat seperti yang disampaikan Kadis Pendidikan Aceh, Bapak Drs. Alhudri. M.Si bahwa, menempatkan Kepala Sekolah sebagai ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh.
2. Program pemerintah “Aceh Carong” disahuti oleh Dinas Pendidikan Aceh dan bersinergi dengan kepala Cabang Dinas dan Kepala Sekolah untuk merancang program Top Ten, yang menargetkan 1000 siswa Aceh lulus di sepuluh Universitas ternama di Indonesia.
“Dan target ini pun hampir kita capai,” ungkap Nilawati.
3. Bertambahnya Universitas, Institut dan Politeknik Negeri di Aceh, sehingga membuka peluang besar bagi putra-putri Aceh diterima pada Perguruan Tinggi Negeri.
4. Kepedulian guru terhadap proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19, yang biasanya melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), akhirnya, harus berubah menjadi Belajar Dari Rumah (BDR) secara daring.
“Bukan hanya siswa, guru juga berubah dari sistem mengajar konvensional menjadi mengajar menggunakan IT. Hal ini juga tidak terlepas dari dorongan dan dukungan kepala sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, Nilawati berharap, ke depan mari sama-sama terus bersinergi untuk membangun pendidikan di Aceh mulai dari jenjang tingkat Dasar, Menengah dan Atas.
“Pada jenjang SMA/SMK mungkin ke depan perlu melakukan rekayasa kurikulum untuk meningkatkan kemampuan UTBK siswa. Melakukan Try Out secara berkala kepada siswa sehingga dapat mengukur peningkatan kemampuan siswa dalam menghadapi UTBK,” terangnya.
Selain itu, kata Nilawati, kami mengucapkan terima kasih atas perhatian, apresiasi, dan dukungan dari Gubernur Aceh, Ir. H Nova Iriansyah. M.T, dan Kadis Pendidikan Aceh serta Kacabdin kota Banda Aceh dan Aceh Besar, sehingga kami terpacu untuk terus berprestasi.[Mirzu]