Nukilan id– Akdemisi Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA) Ikbal Ramzani, SE,.ME mengatakan Persoalan mendasar Aceh masih bertahan sebagai daerah termiskin di Sumatera lantaran kurangnya manajemen perencanaan penganggaran yang dilakukan pemerintah Aceh dalam merealisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBA) dari tahun ke tahun.
“Kurangnya monitoring dan evaluasi kinerja dari Pemerintah Aceh terhadap Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA),” kata Ikbal Ramzani kepada Nukilan.id Banda Aceh sabtu, (17/7/2021).
Ikbal Ramzani menyampaikan itu setelah Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mengumumkan Aceh kembali sebagai daerah termiskin di Sumatera.
Ikbal Ramzani menjelaskan, perlu untuk di pahami, sekarang seluruh SKPA bekerja bukan untuk mencari kualitas terbaik dari setiap pogram yang ingin dilaksanakan di masing-masing dinas, akan tetapi hanya menjalankan pogram yang sudah ada dan mendengar arahan dari pimpinan, apa saja yang ingin di lakukan.
“Lebih tepatnya, jika tidak dilaksanakan apa yang menurut pimpinan ingin laksanakan, pasti ada pergantian di tingkat SKPA untuk di mutasi (pergantian) anggota yang baru. Ini sangat berefek pada lemahnya pengalokasian anggaran dan pelaksanaan, sehingga penobatan sebagai Aceh termiskin masih berlanjut,” jelas Ikbal.
Katanya, dengan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) yang begitu besar tahun 2021 mencapai Rp16,9 Triliun Aceh masih berada di peringkat Nomor I termiskin.
Untuk itu–Ikbal berharap Pemerintah Aceh segera mengintrospeksi diri, jangan menjalankan roda kepemimpinan dengan Ego semata, tapi harus melihat lebih dekat kepada kondisi masyarakat saat ini seperti apa.
“Kurangi penggunaan anggaran yang bersifat tidak produktif diantaranya pengguna barang dan jasa yang begitu membengkak,” ujarnya.
Ikbal juga menyampaikan agar mengedepankan pertumbuhan ekonomi melalui UMKM serta dibina dengan baik dan pendampingan yang massif dari pemerintah setiap tahun. []
Reporter: Irfan