NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Pemerintah Aceh tengah menyiapkan kembali operasional pelayaran internasional dari Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara, menuju Penang, Malaysia. Pada tahap awal, layanan tersebut direncanakan mengangkut barang dan penumpang, dengan target mulai berjalan pada awal 2026.
Sebagai langkah awal, pemerintah berencana memanfaatkan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Aceh Hebat 1 untuk mendukung program tersebut.
“Gubernur meminta agar pelayaran ini segera disiapkan. Kita memiliki pelabuhan Krueng Geukueh yang sudah siap dan kapal Aceh Hebat 1 yang bisa dimanfaatkan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M Nasir, dalam keterangannya di Banda Aceh, Jumat, usai rapat pembahasan rencana operasional angkutan laut luar negeri.
Namun, rencana pengalihan kapal tersebut menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi masyarakat Simeulue. Selama ini, KMP Aceh Hebat 1 merupakan sarana transportasi vital bagi warga di pulau tersebut yang sangat bergantung pada jalur laut untuk mobilitas dan aktivitas ekonomi. Pengalihan kapal dikhawatirkan dapat memperlambat roda perekonomian serta melemahkan konektivitas wilayah kepulauan.
Hal itu juga disampaikan oleh anggota DPRA, Iskandar, dalam forum resmi bersama Gubernur Aceh Muzakir Manaf seusai Rapat Paripurna penandatanganan berita acara persetujuan KUA-PPAS Aceh 2026 pada Jumat (14/11/2025). Iskandar menegaskan perlunya mempertimbangkan dampak terhadap masyarakat Simeulue yang akan kehilangan salah satu moda transportasi utama mereka.
Kekecewaan masyarakat Simeulue berpotensi semakin besar jika pemerintah tetap melanjutkan rencana ini. Padahal, daerah tersebut merupakan salah satu basis dukungan terbesar bagi pasangan Mualem–Dek Fad pada Pilkada Aceh 2024.
Sebanyak 63,11 persen suara diberikan secara sukarela oleh masyarakat pulau itu, sebagaimana disampaikan Ketua DPW PA Simeulue, H. Muhammad Hasan.
“Alhamdulillah dengan kita berjibaku bersama-sama di lapangan sehingga hasil di Simeulue prosentase kemenangan di atas 63,11 persen, ini jika dirangking kemenangan Mualem Dek Fadh di Simeulue nomor tiga tertinggi dari masing-masing kabupaten,” ujarnya pada 8 Desember 2024 lalu.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, sejumlah pihak mendesak Pemerintah Aceh untuk mengkaji ulang rencana penggunaan KMP Aceh Hebat 1 untuk rute internasional Krueng Geukueh–Penang.
Jangan ada kesan seolah Pemerintah Aceh lebih mengutamakan proyek prestisius daripada keberlangsungan hidup masyarakat. Mereka berharap keputusan yang diambil tidak membuat masyarakat Simeulue merasa dianaktirikan. (XRQ)



