NUKILAN.ID | FEATURE – Amir Faisal Nek Muhammad dikenal sebagai pengusaha kuliner asal Aceh yang sukses membangun jaringan bisnis di luar kampung halamannya. Ia merupakan pendiri The Atjeh Connection Resto & Coffee, sebuah restoran dan kafe yang menyajikan kopi serta makanan khas Aceh di berbagai kota besar.
Bisnis yang dirintis Amir Faisal di Jakarta pada 2015 ini bermula dari sebuah hobi dan keinginan sederhana, menyediakan tempat bagi teman-temannya untuk berkumpul sambil menikmati secangkir kopi Aceh terbaik.
“Pada mulanya kehadiran The Atjeh Connection Resto & Coffee adalah hobi untuk bersilaturahmi dengan sahabat-sahabat sekaligus mempromosikan kuliner Aceh di Jakarta,” ujar Amir Faisal menceritakan awal usahanya.
Berbekal latar belakang pendidikan ekonomi dan tekad kuat, ia mengubah pertemuan iseng bersama kawan-kawan itu menjadi peluang bisnis kuliner yang serius.
Dimulai dari gerai perdana di Apartemen Slipi, Jakarta Barat tahun 2015, Amir Faisal secara bertahap melebarkan sayap usahanya. Pada 2016, The Atjeh Connection membuka cabang di Jalan Sabang, Menteng, Jakarta Pusat.
Setelah itu ekspansi terus berlanjut ke sejumlah lokasi strategis ibu kota seperti kawasan SCBD Sudirman, Bendungan Hilir, Sarinah Thamrin, dan Tebet, Jakarta Selatan. Tidak hanya di Jakarta, Amir membawa cita rasa Aceh ke Jawa Timur dengan membuka cabang di Surabaya pada 2018.
Hingga 2021, jaringan Atjeh Connection telah mencapai sekitar 7 gerai di Jakarta dan Surabaya. Rencana ekspansi pun terus bergulir; Amir sempat menargetkan pembukaan gerai baru di Semarang meski tertunda karena kebijakan pembatasan pandemi bahkan menjajaki peluang membuka cabang di Singapura dan Kuala Lumpur sebelum Covid-19 melanda.
Ambisinya jelas: “cita-cita terbesar kita adalah The Atjeh Connection tidak hanya ada di seluruh kota besar di Indonesia, namun merambah ke luar negeri”, ungkap Amir optimistis.
Selain The Atjeh Connection, Amir Faisal juga merintis lini bisnis kuliner lain sebagai bagian dari visinya membangun jaringan kuliner nusantara. Bersama sang istri, Anita Amir Faisal, ia meluncurkan restoran bernama Malik & Co di Jalan H. Agus Salim No. 38 (Jl. Sabang), Jakarta Pusat, pada akhir Februari 2020.
Berbeda dengan Atjeh Connection yang berfokus pada masakan Aceh, Malik & Co menyajikan hidangan khas Medan dan Melayu Deli, seperti nasi lemak, soto Medan, roti cane, mie goreng Malik, hingga kari kambing. Nama “Malik & Co” sendiri diambil dari nama perusahaan milik kakek Amir yang dahulu berusaha di Medan, Sumatera Utara.
“Malik & Co ini jaringan dari The Atjeh Connection. Fokusnya di dunia kuliner dan kami mencoba merambah kuliner daerah lain, seperti ini Medan contohnya,” jelas Amir Faisal tentang konsep resto barunya.
Ke depan, ia berencana mengembangkan jaringan restoran dengan konsep serupa untuk masakan Minang, Sunda, Betawi, dan daerah Nusantara lain, sehingga brand usahanya dapat dikenal luas sebagai ikon kuliner Nusantara. Langkah diversifikasi ini menunjukkan visi bisnis Amir yang tak terbatas pada satu daerah saja, melainkan ingin mengangkat kekayaan kuliner berbagai daerah Indonesia.
Tidak berhenti di sektor kuliner, Amir Faisal juga merambah bidang usaha lain di luar Aceh. Berkat jejaring dan reputasinya, ia terlibat dalam pendirian sejumlah usaha di bidang media dan komunikasi serta dipercaya menduduki posisi strategis di beberapa perusahaan nasional. Misalnya, Amir turut membidani sebuah portal berita daring dan perusahaan komunikasi di Jakarta, dan pernah menjabat sebagai komisaris di anak perusahaan BUMN seperti PT Pelindo III dan PT Aerofood Indonesia (catering Garuda Indonesia).
Puncaknya, sejak akhir 2022 Amir Faisal diamanahi posisi Presiden Komisaris (Komisaris Utama) PT Pertamina Training & Consulting, sebuah anak usaha BUMN PT Pertamina, sebagai wujud pengakuan atas kapasitas dan pengalaman luasnya di dunia usaha. Pengalaman lintas industri dari kuliner, media, hingga konsultasi dan logistik menjadikan profil Amir Faisal kian komplet sebagai pebisnis serbabisa yang kiprahnya diakui di tingkat nasional.
Filosofi Bisnis dan Kisah Inspiratif
Salah satu kunci kesuksesan Amir Faisal terletak pada filosofi dan prinsip yang ia pegang teguh dalam berwirausaha.
“Membangun bisnis seperti mengayuh sepeda, harus terus berputar agar maju,” ujarnya dalam sebuah kesempatan, mengibaratkan pentingnya inovasi dan konsistensi dalam usaha.
Ia percaya bahwa pengusaha tidak boleh cepat berpuas diri. Setiap capaian adalah langkah untuk maju ke tantangan berikutnya harus terus “mengayuh” agar laju bisnis tidak berhenti. Prinsip ini tercermin dari ekspansi usahanya yang hampir setiap tahun membuka cabang baru atau merambah sektor baru.
Dalam memulai usaha, Amir menekankan perlunya modal utama berupa kepercayaan diri (faith) dan menemukan minat bersama (common interest) dengan tim atau rekan bisnis. Kombinasi keyakinan dan visi bersama inilah yang menurutnya bisa membuat sebuah ide berjalan jauh.
Dirinya juga selalu mengingatkan agar calon pengusaha tidak gentar menghadapi kemungkinan gagal.
“Jangan pernah berpikir soal gagal. Baca bismillah, gigit gigi kuat-kuat, jalan aja,” ucap Amir memberikan tip berwirausaha untuk anak muda.
Pesan bernada santai namun sarat tekad itu menggambarkan keberanian mengambil risiko yang ia nilai penting dalam merintis usaha.
Rekam jejak Amir Faisal sendiri dapat menjadi contoh inspiratif bagi generasi muda Aceh maupun Indonesia pada umumnya. Ia lahir di Sigli, Aceh, 5 Maret 1974, sebagai putra dari Nek Muhammad, seorang dokter yang dihormati di Aceh. Meski berdarah Aceh, Amir justru banyak menghabiskan waktunya di perantauan di luar Aceh sejak masa pendidikan hingga berkarier. Pengalaman merantau ini memberinya jaringan pertemanan luas lintas suku dan daerah.
Hal itu pula yang menginspirasi nama “The Atjeh Connection” Atjeh menggunakan ejaan lama sebagai kebanggaan asal-usul Aceh, dan Connection melambangkan semangat menjalin konektivitas dengan siapa saja.
“Kami ingin menjadi ruang yang bisa mempertemukan orang-orang, siapapun dia, tentu saja dengan sajian kuliner khas Aceh,” kata Bang Amir, sapaan akrabnya, menjelaskan filosofi di balik usahanya.
Restoran bagi Amir bukan sekadar tempat makan, melainkan wadah silaturahmi berbagai kalangan. Tak heran jika gerai Atjeh Connection miliknya kerap menjadi titik kumpul beragam orang – dari mahasiswa perantauan Aceh, kalangan profesional, tokoh nasional, hingga para menteri kabinet pun pernah menikmati suasana dan secangkir kopi sanger di sana.
Kopi Sanger khas Aceh memang menjadi salah satu andalan The Atjeh Connection yang digemari semua lapisan masyarakat. Mantan Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo bahkan memuji kualitas racikan kopi Aceh buatan Amir.
“Salah satu produk Atjeh Connection adalah kopi sangeran, saya berani katakan taste-nya tidak kalah dengan kopi-kopi yang dibuat oleh franchise internasional,” kata Eko penuh apresiasi.
Pujian tersebut menegaskan keberhasilan Amir Faisal mengharumkan kopi Aceh di kancah nasional dengan cita rasa berdaya saing global. Upaya diplomasi kuliner yang ditempuhnya menjadikan kopi dan masakan Aceh sebagai medium komunikasi terbukti efektif mengenalkan budaya Aceh sekaligus membangun jejaring bisnis.
Di balik kesuksesannya, Amir tetap menunjukkan kerendahan hati dan keterbukaan terhadap banyak kalangan. Ia aktif berbagi pengalaman dan memotivasi generasi muda, terutama sesama perantau asal Aceh.
“Pengalaman saya dalam berbisnis perlu disiplin, jujur, pantang menyerah dan yakin bisa,” tuturnya, menegaskan nilai-nilai dasar yang ia pegang dalam berusaha. Sejak 2017, Amir mendirikan Atjeh Connection Community, komunitas yang mewadahi pemuda Aceh di Jakarta untuk saling belajar bisnis dan memperluas jaringan.
Ia kerap menggelar diskusi bertema “Yang Muda yang Berbisnis” atau “Ngopi Pagi” di kafe-kafenya, mengajak mahasiswa dan profesional muda Aceh berdialog dengan berbagai tokoh sukses. Melalui forum-forum tersebut, Amir mendorong lulusan perguruan tinggi agar tidak segan terjun menjadi wirausaha.
“Kita ingin mendorong anak-anak muda untuk terjun ke dalam dunia bisnis serta mencoba membantu jaringan-jaringan bisnis untuk mereka,” ujarnya dalam sebuah diskusi di Banda Aceh pada 2018.
Pribadi Amir sangat prihatin melihat banyak generasi muda Aceh bercita-cita menjadi pegawai negeri atau terjun ke politik, padahal berwirausaha juga jalan mulia untuk membangun daerah.
“Bukan berarti generasi muda Aceh alergi politik, hanya saja yang terjun ke dunia bisnis perlu lebih banyak. Adik-adik yang bermain di dunia bisnis dapat membuka lapangan kerja bagi warga dan ini sangat berguna,” pesan Amir.
Nasihat itu seolah lahir dari pengalamannya sendiri yang berhasil menciptakan lapangan kerja dan memperkerjakan puluhan hingga ratusan orang melalui unit bisnisnya.
Kepedulian Sosial dan Penghargaan
Sosok Amir Faisal kian lengkap dengan jiwa filantropi dan kepedulian sosial yang tinggi. Baginya, bisnis harus membawa manfaat bagi orang banyak.
“Kehadiran kami tak sekadar sebuah restoran, tetapi juga berusaha untuk meringankan beban mereka yang membutuhkan,” ujarnya mengenai peran sosial yang diemban usahanya. Sejak 2018, Amir bersama istrinya mendirikan Atjeh Connection Foundation, sebuah yayasan yang aktif dalam kegiatan kemanusiaan.
Yayasan ini sigap terjun membantu korban bencana alam di berbagai daerah. Tercatat, tim relawan Atjeh Connection Foundation turun langsung saat terjadi gempa di Lombok (NTB), tsunami di Palu-Donggala (Sulawesi Tengah), tsunami Selat Sunda di Banten, banjir bandang di NTT, hingga musibah banjir di Aceh. Bahkan, relawan dari yayasan Amir termasuk yang pertama hadir memberikan bantuan darurat di lokasi bencana gempa dan tsunami Palu pada 2018.
Tidak hanya tanggap bencana, secara rutin yayasan ini menjalankan program berbagi makanan gratis setiap Jumat bagi kaum dhuafa dengan tagline “Pastikan Tetanggamu Kenyang”. Mereka membagikan nasi kotak kepada warga kurang mampu di Jakarta dan sekitarnya setiap minggu. Yayasan ini juga memfasilitasi para pasien miskin dari luar daerah yang datang berobat ke Jakarta, memastikan mereka mendapat pendampingan dan bantuan selama di ibu kota.
Di bidang pendidikan, Atjeh Connection Foundation mengayomi ratusan anak asuh yang diberikan beasiswa bulanan secara rutin. Saat ini ada ratusan anak yatim dan kurang mampu, terutama di kawasan Jabodetabek, yang menerima manfaat beasiswa tersebut setiap bulannya.
Atas dedikasinya di sektor sosial, Amir Faisal melalui yayasannya mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Pada masa pandemi Covid-19, Atjeh Connection Foundation turut membantu pemerintah dalam menanggulangi pandemi termasuk menyalurkan bantuan dan dukungan logistik. Kiprah ini mendapat penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebagai pengakuan atas kontribusi yayasan dalam penanganan pandemi.
Di bidang olahraga, kepedulian Amir tampak ketika ia menjadi salah satu sponsor utama klub sepak bola Persiraja Banda Aceh saat tim tersebut berlaga di Liga 1 Indonesia pada 2020.
Logo The Atjeh Connection tersemat di jersey Persiraja, menandai dukungan pengusaha diaspora Aceh terhadap kebanggaan daerahnya sendiri. Selain itu, Amir juga mensponsori pebalap nasional dalam ajang Kejurnas Rally 2020, menunjukkan komitmennya mendukung talenta muda Indonesia di berbagai bidang.
Di mata kolega dan tokoh daerah, Amir Faisal dipandang sebagai sosok rendah hati yang tak lupa akar. Bupati Pidie, Roni Ahmad alias Abusyik (saat ini sudah Almarhum), pernah memuji langkah Amir yang mendirikan wadah untuk memotivasi pemuda Aceh.
“Ini adalah kebanggaan bagi Abusyik terhadap Amir Faisal, dengan ada wadah ini, kita masyarakat Aceh merasa ada kepedulian dari tokoh-tokoh yang masih setia dengan orang Aceh,” ujar Abusyik berterima kasih.
Ucapan itu merujuk pada fakta bahwa meski sukses di perantauan, Amir tetap peduli pada kemajuan pemuda Aceh. Sifat humble dan sikap ramah Amir juga diakui banyak pihak. Ia dikenal komunikatif, mudah bergaul dengan berbagai kalangan mulai dari menyapa pelanggan di kedainya, berdiskusi dengan mahasiswa, hingga berbincang santai dengan para pejabat tinggi yang mampir menikmati kopi Aceh.
Kemampuan bergaul dan menjaga silaturahmi inilah yang menjadi salah satu kunci keberhasilan usahanya.
“Yang junior bersilaturahim kepada yang senior dan yang senior menerima yang junior. Sopan santun tetap di depan,” begitu prinsip yang mengemuka dalam forum Ngopi Pagi di kafe Atjeh Connection, yang diselenggarakan komunitas diaspora Aceh di Jakarta. Prinsip saling menghormati lintas generasi dan kalangan tersebut melekat pula pada diri Amir dalam memimpin jaringan bisnisnya.
Berbekal visi bisnis yang mengedepankan silaturahmi, mutu, dan kepedulian sosial, Amir Faisal Nek Muhammad telah menjelma menjadi sosok pengusaha inspiratif di tingkat nasional. Kisahnya membangun bisnis kuliner Aceh di luar Aceh memberikan banyak pelajaran berharga.
Ia menunjukkan bahwa dengan disiplin, kejujuran, kerja keras, dan keyakinan, seorang perantau dari daerah pun mampu berjaya di ibu kota tanpa meninggalkan jati diri kedaerahannya.
Keberhasilan Amir memadukan kearifan lokal Aceh dengan profesionalisme bisnis modern bukan hanya menghasilkan keuntungan semata, tetapi juga membawa nama baik Aceh ke panggung kuliner Nusantara.
“Kami ingin menjadi duta kuliner Aceh di ibu kota serta menjadikan Aceh ikon nasional untuk internasional,” tekad Amir Faisal.
Tekad itu kini bukan lagi angan-angan lewat jaringan The Atjeh Connection dan berbagai kegiatan positifnya, Amir Faisal telah membuktikan bahwa kopi dan kuliner dapat menjadi jembatan emas yang menghubungkan Aceh dengan Indonesia, bahkan dunia, sembari tetap menebar inspirasi dan manfaat bagi sesama.