NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat Provinsi Aceh mengalami inflasi sebesar 0,68 persen pada Juli 2025 dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan harga beras menjadi penyumbang utama inflasi pada periode tersebut.
“Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan tertinggi adalah makanan, minuman, dan tembakau, memberikan andil inflasi sebesar 0,56 persen,” kata Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, di Banda Aceh, Jumat (1/8/2025).
Tasdik menjelaskan, sejumlah komoditas turut memengaruhi inflasi bulanan di Aceh, di antaranya beras dengan andil 0,31 persen, bawang merah 0,11 persen, daging ayam ras 0,06 persen, ikan bandeng 0,05 persen, dan bensin 0,03 persen.
Sementara itu, kelompok lain seperti pakaian dan alas kaki mencatat andil 0,08 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen, serta transportasi 0,03 persen.
“Selain itu, terdapat kontribusi dari kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen, rekreasi, olahraga dan budaya 0,01 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,01 persen, dan pendidikan 0,03 persen,” ujar Tasdik.
Namun demikian, beberapa komoditas justru memberi andil terhadap deflasi bulanan, seperti udang basah, cabai merah, tomat, serta biaya sekolah menengah pertama dan atas.
Secara tahunan, inflasi di Aceh tercatat sebesar 3,00 persen. Angka ini menunjukkan adanya kenaikan harga barang dan jasa secara umum dibandingkan Juli tahun sebelumnya.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tetap menjadi penyumbang utama inflasi tahunan dengan andil 2,14 persen. Beberapa komoditas yang mendorong kenaikan ini antara lain beras (0,56 persen), emas perhiasan (0,46 persen), sigaret kretek mesin (0,28 persen), ikan dencis (0,21 persen), dan ikan tongkol (0,18 persen).
“Di sisi lain, terdapat komoditas yang memberikan pengaruh deflasi, di antaranya cabai merah, tarif air minum PAM, cabai rawit, kentang, dan cabai hijau,” jelas Tasdik.
Lima wilayah di Aceh yang menjadi titik penghitungan inflasi adalah Banda Aceh, Lhokseumawe, Meulaboh, Aceh Tengah, dan Aceh Tamiang. Inflasi tahunan tertinggi tercatat di Meulaboh sebesar 3,82 persen, sedangkan yang terendah berada di Banda Aceh dengan 1,97 persen.
Untuk inflasi bulanan, Aceh Tamiang menjadi wilayah dengan inflasi tertinggi sebesar 1,00 persen, sementara Meulaboh menjadi yang terendah dengan 0,39 persen.
“Berdasarkan data tersebut, pada Juli 2025, terjadi inflasi bulanan sebesar 0,68 persen dan inflasi tahunan sebesar 3,00 persen di Aceh. Penyumbang utamanya, baik bulanan maupun tahunan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau,” tutup Tasdik Ilhamudin.
Editor: Akil