Aceh Siap Buka Jalur Pelayaran Internasional Krueng Geukueh–Penang

Share

NUKILAN.ID | SABANG – Pemerintah Aceh tengah mempersiapkan pembukaan jalur pelayaran internasional dari Pelabuhan Krueng Geukueh di Lhokseumawe menuju Penang, Malaysia. Inisiatif ini digagas sebagai upaya memperkuat konektivitas maritim serta memperluas kerja sama ekonomi antara Aceh dan negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.

Langkah ini tak hanya menyasar sektor logistik dan penumpang, tetapi juga membuka peluang di bidang perdagangan, pariwisata, pendidikan, hingga kebudayaan. Aceh dinilai memiliki posisi yang sangat strategis dalam peta pelayaran internasional.

“Aceh merupakan pintu masuk dari wilayah Barat ke wilayah Indonesia. Tentunya ini menjadi peran penting dalam menjaga keamanan dan jalur perdagangan, apalagi Aceh bertetangga dengan Malaysia dan Thailand, dan kita berharap bagaimana pertumbuhan ekonomi kedua negara tersebut berdampak ke Aceh,” ujar Kepala Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan Aceh, Muhammad Alqadri, dikutip dari RRI Banda Aceh.

Di kesempatan yang sama, Direktur Komersial PT Pembangunan Aceh (PEMA), Faisal Ilyas, menyoroti pentingnya kesinambungan produksi untuk mendukung aktivitas ekspor dari Aceh.

“Barang apapun yang dieskpor dari Aceh ke luar, pasti marginnya jauh lebih besar. Namun, tantangannya adalah sustainability produknya, karena banyak kejadian, sekali dua kali ekspor masih ok, namun kali ketiga ekspor barangnya sudah tidak mencukupi lagi, artinya memang sisi produksi harus ditingkatkan,” jelas Faisal.

Terkait kesiapan pelabuhan, Alqadri menegaskan bahwa Pelabuhan Krueng Geukueh sudah memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukung pelayaran internasional. Kapasitas pelabuhan disebut mampu menampung kapal hingga 30 ribu ton.

“Terkait dengan perencanaan pelayaran Krueng Geukueh–Penang, dalam persiapannya banyak faktor dan elemen yang harus terlibat. Kalau dari sisi prasarana, Krueng Geukueh sangat siap, baik dari segi kedalaman maupun kapasitasnya,” jelasnya.

Alqadri juga mengingatkan bahwa gagasan ini bukan sepenuhnya baru. Ia menyebut bahwa pasca MoU Helsinki tahun 2006, pelaku usaha Aceh sempat menjalin kerja sama pelayaran antara Penang dan Krueng Geukueh. Namun upaya tersebut belum berlanjut.

“Dan kita akan coba mengulang kembali dan kita akan terus mengevaluasi apa yang menjadi kendala di tahun sebelumnya,” pungkasnya.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News