NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Kota Banda Aceh (IKAMBA), M. Geubry Al Fattah Budian, angkat bicara terkait aksi simbolik Wali Kota Banda Aceh yang menaiki skylift dalam proses penertiban baliho ilegal. Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak patut disebut sebagai pencitraan.
Menurut Geubry, kehadiran Wali Kota di lokasi penertiban merupakan bentuk ketegasan seorang pemimpin dalam menjaga ketertiban dan estetika kota. Meski sang wali kota tidak langsung menurunkan baliho, lanjut Geubry, kehadiran simbolik itu sudah cukup untuk memberikan pesan yang kuat kepada publik.
“Itu bukan pencitraan, tapi sikap tegas seorang pemimpin dalam mendukung penegakan aturan. Pemerintah hadir bukan untuk anti-kritik, melainkan untuk menjaga ketertiban yang menjadi hak bersama,” tegas Geubry.
Kritik Perlu Substansi, Bukan Serangan Pribadi
Lebih lanjut, Geubry mengingatkan pentingnya etika dalam menyampaikan kritik. Dalam demokrasi, kritik tentu diperbolehkan dan bahkan diperlukan. Namun demikian, ia menekankan bahwa kritik sebaiknya disampaikan secara substansial, bukan menyerang secara pribadi.
“Kami di IKAMBA terbuka terhadap kritik, tapi mari kita tinggalkan kritik yang bersifat ad hominem. Fokus kita seharusnya pada program-program yang membangun, bukan pada polemik yang tidak substansial,” lanjutnya.
Ajak Mahasiswa dan Kaum Muda Terlibat Positif
Di sisi lain, Geubry juga mengajak semua pihak—terutama generasi muda dan kalangan mahasiswa—untuk lebih aktif berkontribusi terhadap kemajuan Kota Banda Aceh. Ia menilai bahwa keterlibatan positif jauh lebih berdampak dibanding sekadar memberi komentar di media sosial.
“Mari kita bergerak bersama, bukan hanya mengomentari. Kota ini milik kita semua, dan kemajuannya membutuhkan partisipasi nyata dari seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya.
Dengan pernyataan tersebut, IKAMBA menunjukkan dukungan terhadap langkah-langkah pemerintah kota dalam menegakkan ketertiban umum. Geubry berharap gerakan kolektif dari masyarakat akan menciptakan Banda Aceh yang lebih tertib, nyaman, dan berwibawa.
Editor: Akil