NUKILAN.id | Jakarta — Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menjadi sorotan berbagai pihak. Dalam suasana Idul Fitri, silaturahmi politik ini dinilai sebagai langkah mempererat persatuan nasional di tengah konstelasi politik pasca-Pilpres 2024.
Presiden Joko Widodo, yang turut menanggapi pertemuan tersebut, menyebut momen Lebaran menjadi waktu yang tepat bagi para tokoh bangsa untuk menjalin komunikasi.
“Saya sampaikan, silaturahmi masih suasana Lebaran, antar-tokoh, antar-pemimpin bangsa sangat baik. Jadi pertemuan Pak Prabowo dengan Ibu Megawati sangat baik. Untuk kebaikan negara sangat baik,” ujar Jokowi usai bertemu Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia di Solo, Selasa (8/4/2025).
Pertemuan antara Prabowo dan Megawati sendiri berlangsung di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Senin malam (7/4/2025). Momen ini menjadi simbol penting di tengah wacana rekonsiliasi nasional.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo bersyukur atas sikap terbuka yang ditunjukkan oleh PDI-P terhadap pemerintahannya, meski partai berlambang banteng itu memutuskan tetap berada di luar koalisi.
“Ibu Mega mengharapkan agar masa kepresidenan Pak Prabowo yang telah dilantik pada tanggal 20 Oktober 2024 bisa efektif untuk kebaikan dan kesejahteraan rakyat. Karena itu, jika dianggap perlu, silakan menggunakan PDI-P sebagai instrumen yang juga bisa digunakan untuk memperkuat pemerintahan, tetapi tidak dalam posisi dalam koalisi,” kata Muzani di Gedung DPR RI, Rabu (9/4/2025).
Menurut Muzani, pernyataan Megawati menunjukkan sikap negarawan yang mengedepankan kepentingan bangsa di atas urusan politik praktis. Ia menyebut, PDI-P tetap menjadi kekuatan politik yang konstruktif dalam menjaga jalannya pemerintahan.
Sementara itu, Ketua Harian Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan pertemuan tersebut berlangsung hangat dalam suasana Hari Raya Idul Fitri. Ia menyebut, salah satu topik pembicaraan adalah pengalaman Megawati dalam menghadapi krisis global di masa kepemimpinannya.
Dari sisi Partai Golkar, Ketua Umumnya, Bahlil Lahadalia, mengapresiasi pertemuan dua tokoh besar tersebut. Ia menilai, pertemuan itu merepresentasikan semangat rekonsiliasi dan persatuan nasional.
“Yang saya tahu kan belum di koalisi. Jadi InsyaAllah doain aja semuanya. Tapi semuanya baik-baik aja kok ya,” ujar Bahlil usai bertemu Jokowi di Solo.
Dari kubu PDI-P, Juru Bicara Mohamad Guntur Romli menegaskan, meskipun partainya berada di luar pemerintahan, komunikasi antara Megawati dan Prabowo akan terus dijaga.
“Beliau (Megawati) merasa tidak punya hambatan untuk terus melakukan komunikasi dan silaturahmi dengan Presiden Prabowo meski posisi politik PDIP saat ini masih berada di luar pemerintahan,” ujar Guntur Romli dalam keterangannya, Rabu (9/4/2025).
Ia menambahkan, keputusan PDI-P untuk tetap di luar pemerintahan merupakan hasil rekomendasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Mei 2024 lalu.
“Tetap menjaga check and balance, menjaga mekanisme kontrol. Itu merupakan rekomendasi Rakernas ke-5 Mei 2024,” tegasnya.
Pertemuan Prabowo-Megawati dinilai sebagai angin segar dalam dinamika politik nasional. Meski berbeda posisi, kedua tokoh besar ini memperlihatkan kedewasaan dalam berpolitik dan komitmen menjaga stabilitas bangsa.






