Mengenal Gelek Gelombang: Kesenian Bela Diri Unik dari Kluet

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Kesenian bela diri Gelek Gelombang, yang berasal dari tanah Kluet, Aceh Selatan, bukan sekadar seni fisik, tetapi juga merupakan bagian penting dari tradisi dan adat masyarakat setempat. Menurut Syahrul Amin, seorang pegiat budaya dan sejarah Kluet, seni ini telah ada sejak tahun 1970-an, diciptakan oleh almarhum Hasan Basri, dan menjadi simbol kebanggaan bagi suku Kluet.

“Asal pertama seni ini adalah dari Desa Alai, Kecamatan Kluet Timur. Gelek Gelombang merupakan gambaran dari seni bela diri dari suku Kluet yang sudah ada sejak tahun 1970-an dengan penciptanya adalah almarhum Hasan Basri,” ujarnya kepada Nukilan.id, Minggu (26/1/2025).

Gelek Gelombang sendiri memiliki filosofi gerakan yang khas. Ia menjelasakan bahwa Gelek merupakan ‘penggerakan yang dirubah’ dalam artian gerakan yang dirubah. Ada kadang – kadang maju, mundur, ke kiri, ke kanan dan itu namanya Gelek artinya perubahan gerakan. Sementara itu, istilah gelombang merujuk pada bentuk dan gaya gerakan yang dilakukan.

“Sedangkan gelombang itu adalah ‘bentuk gaya atau gerakan dari gelek tersebut’ dalam artian seperti gelombang di lautan ada kalanya rendah dan tinggi,” jelas Syahrul.

Seiring berjalannya waktu, Gelek Gelombang bukan hanya menjadi seni bela diri, tetapi juga bagian dari acara adat di Kluet. Masyarakat Desa Alai, khususnya, mulai menggunakan seni ini sebagai hiburan dalam berbagai acara adat seperti khitanan, pernikahan, dan bahkan penyambutan tamu besar seperti Bupati atau Gubernur.

“Gelek Gelombang dijadikan masyarakat Kluet lebih tepatnya masyarakat Desa Alai sebagai selingan acara adat yang ada di Desa Alai, Kluet Timur seperti acara khitanan anak, pernikahan dan penyambutan kunjungan orang luar seperti bupati, gubernur dan orang-orang ternama lainnya. Gelek Gelombang sendiri jenis kegiatan yang dilakukan berkelompok dan dipimpin oleh satu orang dengan diawasi oleh pembina atau pelatih,” ungkapnya.

Namun, mengundang anggota Gelek Gelombang untuk sebuah acara tidak sembarangan. Prosesnya harus mengikuti adat istiadat setempat.

“Untuk mengundang anggota dari Gelek Gelombang ke acara adat atau acara lainnya tidak boleh sembarangan, harus mengikuti adat-istiadat kampung tersebut,” tutur Syahrul.

Setelah pemilik acara mendapatkan izin dari kepala desa, mereka harus menyerahkan pinang ceranoe kepada pengurus atau pelatih Gelek Gelombang.

“Adapun cara mengundang anggota Gelek Gelombang, dimana pemilik acara yang sudah mendapat izin dari kepala desa menyerahkan sebuah wadah kecil atau dalam bahasa Kluet batee yang disebut pinang ceranoe kepada pengurus atau pelatih Gelek Gelombang,” lanjutnya.

Pinang ceranoe, yang berisi sirih, kapur, gander, dan bahan lainnya untuk makan sirih dalam adat Kluet, memiliki makna yang dalam.

“Makna dari penyerahan pinang ceranoe ini adalah sebagai bentuk harapan pemilik acara atas kedatangan anggota Gelek Gelombang untuk memeriahkan acara tersebut,” jelasnya.

Setelah itu, pelatih akan memberi tahu anggota Gelek Gelombang untuk berlatih demi tampil maksimal dalam acara tersebut.

“Baru kemudian pelatih menyampaikan kepada anggota Gelek Gelombang lainnya bahwa sudah mendapatkan undangan dan segera latihan untuk tampil maksimal di waktu acara tersebut,” kata Syahrul.

Setelah acara selesai, pinang ceranoe akan dikembalikan ke pemilik acara sebagai simbol bahwa penampilan Gelek Gelombang telah selesai.

“Pinang ceranoe ini nanti akan dikembalikan lagi kepada pemilik acara, bahwa persembahan atau penampilan dari Gelek Gelombang sudah selesai.”

Selain acara adat, Gelek Gelombang juga ditampilkan untuk menyambut tamu penting. Dalam hal ini, penampilan langsung diminta oleh Geucik atau kepala desa setempat, yang kemudian menyerahkan pinang ceranoe sebagai tanda resmi undangan.

“Kalau untuk acara penyambutan orang-orang dari luar seperti Bupati, Gubernur dan lainnya, penampilan Gelek Gelombang langsung diminta oleh Geucik atau kepala desa tempat berlangsunya acara tersebut kepada pengurus dan menyerahkan pinang ceranoe,” tambahnya.

Gelek Gelombang adalah seni bela diri yang penuh makna, bukan hanya dari segi gerakan, tetapi juga dalam pengikatannya dengan budaya dan tradisi masyarakat Kluet. (XRQ)

Reporter: Akil

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News