NUKILAN.id | Banda Aceh – Di tengah duka mendalam yang melanda Aceh pasca-tsunami dahsyat tahun 2004, harapan datang dari laut. Sebuah kapal besar bernama USNS Mercy berlayar dari Amerika Serikat, membawa pesan kemanusiaan dan bantuan medis bagi ribuan korban yang membutuhkan.
Dikenal sebagai “kota terapung,” USNS Mercy adalah kapal rumah sakit milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang memiliki fasilitas medis lengkap, termasuk ruang operasi, laboratorium, apotek, hingga tempat tidur bagi pasien. Kehadiran kapal ini pada 2005 menjadi salah satu misi kemanusiaan terbesar di Asia Tenggara, meninggalkan jejak yang tak terlupakan bagi masyarakat Aceh.
Misi Penyelamat di Aceh
Dihimpun Nukilan.id dari berbagai sumber, setelah tsunami melanda Aceh, ribuan korban menderita luka-luka serius, penyakit, hingga trauma yang membutuhkan penanganan segera. USNS Mercy, yang sebelumnya bertugas dalam berbagai konflik seperti Perang Teluk, Perang Vietnam, dan Perang Irak, tiba dengan kapasitas yang luar biasa: 12 ruang operasi, 1.000 tempat tidur, ruang perawatan intensif, laboratorium, serta didukung oleh 40 dokter, 100 perawat, dan 100 paramedis.
Dengan bantuan helikopter, pasien dari berbagai lokasi dievakuasi ke kapal ini, termasuk rujukan dari RSUD Zainoel Abidin. Tim medis multinasional bekerja sama dengan TNI dan organisasi seperti International Organization for Migration (IOM), memberikan layanan kesehatan yang meliputi operasi, perawatan luka, pengobatan penyakit, hingga konsultasi spesialis seperti bedah, ortopedi, gigi, mata, kandungan, dan pediatri.
Bantuan Kemanusiaan yang Menyeluruh
Selain layanan medis, USNS Mercy juga memberikan bantuan lain yang sangat dibutuhkan korban tsunami. Kapal ini menyediakan makanan, air bersih, hingga tempat tinggal sementara bagi para pengungsi. Tak hanya itu, tenaga medis lokal dilatih untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam memberikan pelayanan kesehatan jangka panjang.
Kehadiran USNS Mercy bukan hanya tentang memberikan bantuan fisik, tetapi juga membangun hubungan yang lebih erat antara Indonesia dan Amerika Serikat. Solidaritas internasional yang ditunjukkan melalui misi ini menjadi bukti bahwa kerja sama lintas negara mampu meringankan beban pasca-bencana.
Warisan yang Tak Terlupakan
Meski USNS Mercy akhirnya meninggalkan Aceh, warisannya tetap abadi. Kapal ini menjadi simbol harapan, solidaritas, dan dedikasi dalam menolong sesama. Bagi masyarakat Aceh, USNS Mercy adalah pahlawan kemanusiaan yang memberikan harapan baru di tengah kehancuran.
Kini, nama USNS Mercy terus dikenang sebagai salah satu rumah sakit apung terbaik dunia. Dengan kapasitas 17.000 ton, kapal yang dulunya adalah tanker ini telah membuktikan bahwa kemanusiaan melampaui batas geografis dan politik. Kehadiran kapal ini di Aceh menjadi pengingat bahwa di tengah bencana, ada kebaikan yang menyatukan.
Editor: Akil