NUKILAN.id | Banda Aceh – Untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh mengadakan simulasi gempa dan tsunami di halaman Kantor Camat Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, pada Rabu (13/11/2024). Kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta, termasuk masyarakat umum serta para siswa SMP dan SMA di Kecamatan Lhoknga.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar, Ridwan Jamil, menyatakan bahwa simulasi tersebut merupakan langkah konkret untuk memperkuat pemahaman serta kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
“Kegiatan ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana, khususnya tsunami. Kami harap simulasi seperti ini bisa rutin dilakukan,” ujar Ridwan di Lhoknga.
Menariknya, kegiatan ini juga dihadiri oleh tim dari UNESCO yang sedang berpartisipasi dalam Simposium Tsunami Global IOC UNESCO ke-2. Para delegasi UNESCO juga turut mengikuti simulasi evakuasi tsunami yang diselenggarakan di lokasi tersebut.
Lebih lanjut, Ridwan Jamil menyampaikan apresiasinya atas kunjungan UNESCO, terutama ke dua gampong (desa) di Kecamatan Lhoknga, yaitu Gampong Mon Ikeun dan Lamkruet. Kedua gampong ini telah memperoleh pengakuan internasional sebagai “Tsunami Ready Community” dari UNESCO, menandakan bahwa mereka memenuhi 12 indikator kesiapsiagaan yang ditetapkan.
Pengakuan ini tidak datang begitu saja. BPBD Aceh Besar bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk memenuhi berbagai persyaratan, termasuk penyusunan peta bahaya dan pelaksanaan simulasi secara berkala.
“Pengakuan dari UNESCO ini menunjukkan bahwa masyarakat kita sudah lebih tangguh dan siap menghadapi bencana, terutama tsunami. Kami berharap kegiatan seperti ini terus memperkuat pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan,” ujar Ridwan.
Kegiatan simulasi seperti ini dinilai sangat penting untuk membangun budaya sadar bencana di Aceh Besar, kawasan yang memiliki riwayat bencana gempa dan tsunami. Dengan adanya pengakuan dari UNESCO, diharapkan komunitas-komunitas lain di Aceh dan daerah rawan bencana di Indonesia dapat mengikuti langkah serupa dalam upaya mitigasi bencana.
Editor: Akil