Nuzulul Quran 1442 H, AHY: Mari Jadikan Nilai Al-Quran Sebagai Rujukan Kehidupan

Share

Nukilan.id – Beragam tafsir ulama tentang teknis pewahyuan awal Al-Quran ini, tapi terlepas dari semua itu, momentum Nuzulul Quran harus menjadi pengingat kita semua, khususnya umat islam untuk kembali mempelajari dan menjadikan nilai-nilai dalam Al-Quran sebagai rujukan bersikap, perilaku, dan pola fikir dalam keseharian baik dalam kehidupan keluarga, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Itu disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat membuka acara peringatan Nuzulul Quran 1442 Hijriyah melalui aplikasi zoom meeting, yang digelar Departemen 8 Bidang Agama dan Sosial DPP Partai Demokrat, Kamis (29/4) malam.

Peringatan Nuzulul Quran mengambil tema “Membumikan Al-Quran, Membangun Peradaban”. Di malam 17 Ramadhan ini, Ketum AHY juga menjelaskan makna dari tema acara Nuzulul Quran tersebut.

“Tema membumikan Al Quran dan membangun peradaban ini mungkin membuat sebagian dari kita bertanya-tanya apakah kemudian makna Al Quran masih melangit sehingga perlu dibumikan? Dalam konteks ini, tentunya merujuk pada pendapat para ulama, kyai dan semua tokoh-tokoh Islam selama ini, dalam pengertian hakikinya, Al-Quran sebenarnya telah membumi ketika Allah SWT menurunkan Ayat Al Quran yang terakhir kepada Rasullulah SAW. Maka yang dimaksud dengan membumikan Al Quran sebenarnya adalah makna metaforis bukan makna yang hakiki. Dalam makna metaforisnya istilah membumikan Al Quran mengisyaratkan masih jauhnya kehidupan kita sehari-hari dari substansi Al Quran itu sendiri,” jelas Ketum AHY.

Karena itu, lanjut AHY, upaya membumikan Al Quran dalam konteks ini adalah ikhtiar besar bagi kita semua untuk mewujudkan yang jauh tadi menjadi lebih dekat.

“Ini agar perilaku kita senantiasa mencerminkan perilaku yang Qur’ani, yakni menjadi pribadi yang berintegritas dan menjaga nilai-nilai moral, etika khususnya ketakwaan Hablum Minallah, serta bersikap toleran, menghormati perbedaan, peduli kepada kaum duafa, yatim piatu, fakir miskin, dan mereka yang tertindas di bumi kita ini,” lanjutnya.

Untuk mewujudkan, kata AHY, dibutuhkan cara pandang keislaman yang utuh, yang moderat dan yang progresif. Karakter ini tentu sangat sesuai dengan karakter Partai Demokrat, Partai Nasionalis Religius yang berpola pikir moderat. Hal ini juga sering saya sampaikan saat bersilaturahim dengan para kyai di Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dan juga ormas-ormas Islam lainnya, bahwa Partai Demokrat senantiasa mendukung upaya-upaya untuk menguatkan karakter Islam moderat tadi, untuk membangun peradaban Indonesia, yang semakin aman dan damai, semakin adil dan sejahtera, dan maju mendunia. Mudah-mudahan ini bisa kita wujudkan bersama-sama,” tutup Ketum AHY.

Acara yang diikuti oleh pengurus dan kader Partai Demokrat dari seluruh Tanah Air ini diawali dengan pembacaan QS. Al Alaq: 1-5 dan QS Al Qadr oleh Qadarasmadi Rasyid yang merupakan juara Internasional MTQ pada tahun 2019-2020 di Kuwait. Dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Departemen 8 Bidang Agama dan Sosial DPP Partai Demokrat Munawar Fuad Noeh, serta ceramah dari Guru Besar Ekonomi Islam UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. KH. Muhammad Said, MA.

Turut hadir dalam acara antara lain, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, Bendahara Umum Partai Demokrat Renville Antonio, para jajaran pengurus DPP, para Anggota Fraksi Partai Demokrat, Perwakilan DPD dan DPC serta kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia. [dna/csa]

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News