Jadi Pemateri di Sekolah SAMARA, Ustaz Harun Usman Bagikan Tips Mengelola Konflik dalam Rumah Tangga

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Dalam Seminar Sekolah SAMARA yang diselenggarakan di Pusdiklat RSUDZA Banda Aceh pada Sabtu, (21/9/2024), Ustaz Harun Usman, Lc, memberikan materi penting mengenai membangun hubungan dalam rumah tangga dan manajemen konflik.

Beliau menyampaikan bahwa cinta dalam rumah tangga harus dibangun atas dasar kasih sayang dan penerimaan, bukan sekadar melihat kelebihan fisik atau materi yang dimiliki pasangan.

Amatan Nukilan.id, pada awal materinya, Ustaz Harun mengutip pandangan ulama dari Timur Tengah yang menyatakan bahwa cinta sejati adalah ketika seseorang menerima kekurangan pasangannya dengan tulus.

“Cinta bukan hanya tentang apa yang menarik hati kita, tetapi juga bagaimana kita siap menerima kekurangan pasangan dengan rasa kasih sayang,” ujarnya.

Beliau menekankan bahwa Allah memberikan pasangan kepada kita bukan hanya untuk dicintai karena apa yang dimiliki, tetapi untuk mencintai apa adanya.

Dalam hadis Rasulullah SAW, disebutkan bahwa seorang wanita dinikahi karena empat hal: hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Namun, Ustaz Harun menegaskan bahwa faktor harta, keturunan, atau kecantikan tidak dapat menjadi jaminan kebahagiaan dalam rumah tangga.

“Harta bisa habis, keturunan tidak menjamin jodoh, dan kecantikan akan memudar seiring waktu. Yang tetap bertahan adalah akhlak dan agama,” tuturnya.

Penelitian yang dikutip oleh Ustaz Harun menyebutkan bahwa dalam pernikahan, cinta hanya membutuhkan porsi 5%, sementara 95% lainnya adalah rasa hormat, penghargaan, dan sikap saling membantu.

“Kata-kata seperti tolong, terima kasih, dan maaf adalah modal triliunan yang harus selalu kita gunakan untuk menjaga hubungan rumah tangga tetap harmonis,” jelasnya.

Beliau juga mengingatkan bahwa dalam pernikahan, tidak ada hierarki antara suami dan istri. Keduanya adalah mitra dan sahabat yang setara, sehingga harus saling menghormati dan tidak semena-mena dalam memperlakukan satu sama lain. Ustaz Harun mengutip Khalifah Umar bin Khattab yang mengatakan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan bebas, maka tidak ada tempat untuk memperbudak pasangan.

Selain itu, Ustaz Harun juga menjelaskan bahwa pasangan hidup diberikan kepada kita untuk melestarikan nilai-nilai keluarga yang harmonis.

“Seperti tanah yang subur, sebuah rumah tangga yang dilandasi oleh ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu lainnya, akan melahirkan kebahagiaan dan keharmonisan,” ucapnya sambil mengutip Al-Quran surat Al-A’raf ayat 58.

Lebih lanjut, beliau juga mengingatkan pentingnya prinsip kesalingan dalam hubungan suami istri. Pasangan harus menjadi cermin satu sama lain, saling mengingatkan kebaikan dan menutupi kekurangan.

“Jadilah cermin yang menunjukkan kebenaran, bukan belanga yang terlihat bagus di depan tetapi hitam di belakang,” pesannya.

Ustaz Harun memaparkan lima pilar utama dalam membangun keluarga sakinah yang harus diterapkan setiap pasangan. Pilar pertama adalah berpasangan, yang berarti menyatukan “aku” dan “kamu” menjadi “kita” dalam ikatan kebersamaan.

“Selanjutnya, pernikahan harus dibangun di atas ikatan yang kokoh, yaitu melalui janji suci pernikahan yang mengikat kedua belah pihak,” katanya.

Pilar ketiga, penting bagi pasangan untuk selalu memperlakukan satu sama lain dengan baik, menghormati, dan menyayangi tanpa syarat. Keempat, setiap keputusan dalam rumah tangga harus diambil melalui musyawarah, melibatkan kedua pasangan secara adil.

“Terakhir, saling rela dan menerima takdir menjadi fondasi dalam menghadapi setiap ujian, dengan kesadaran bahwa segala sesuatu sudah ditetapkan oleh Allah,” tambahnya.

Seminar yang diadakan ini menekankan pentingnya manajemen konflik dalam rumah tangga dan menjaga keharmonisan hubungan melalui prinsip-prinsip saling menghargai, menyayangi, dan menghormati pasangan. (XRQ)

Reporter: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News