NUKILAN.id | Takengon – Tim Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar (UTU) melakukan penelitian terkait dampak geopolitik terhadap warung kopi di Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini menggali perubahan nilai sosial yang terjadi di kalangan pelaku dan konsumen warung kopi akibat siklus geopolitik yang terus berkembang di wilayah tersebut.
Ketua tim peneliti, Dr. Mursyidin, MA, menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk perubahan sosial yang terjadi di warung kopi.
“Kami menemukan adanya pergeseran dalam interaksi sosial di warung kopi. Diskusi tentang politik semakin sering terjadi di kalangan konsumen dan pelaku usaha, namun dengan sikap yang lebih berhati-hati,” ujar Mursyidin, Senin (21/8/2024).
Menurutnya, meskipun diskusi politik semakin umum, baik konsumen maupun pelaku usaha menunjukkan kewaspadaan dalam membahas topik ini, lantaran kekhawatiran terhadap potensi kesalahpahaman atau lingkungan yang tidak mendukung.
Penelitian yang melibatkan wawancara dengan 31 responden, termasuk 15 pelaku usaha warung kopi, 15 konsumen, dan seorang perwakilan pemerintah, juga mengungkapkan bahwa meskipun perdebatan politik kadang terjadi, isu politik tetap menjadi topik sensitif yang bisa mempengaruhi dinamika sosial di warung kopi.
Warung kopi, yang dulu dikenal sebagai tempat terbuka untuk berdiskusi berbagai isu, kini menghadapi tantangan baru di tengah dinamika politik yang semakin kompleks. Meskipun demikian, warung kopi tetap mempertahankan perannya sebagai pusat interaksi sosial dengan melakukan adaptasi terhadap konteks politik yang lebih sensitif.
Mursyidin menambahkan, perubahan ini mencerminkan bagaimana lingkungan sosial dan politik dapat mempengaruhi nilai-nilai dan pola interaksi di ruang publik seperti warung kopi.
“Ada perubahan strategi dari pelaku usaha kopi, seperti diversifikasi produk dan peningkatan kualitas, untuk mengatasi tantangan geopolitik yang dinamis,” tambahnya.
Di sisi ekonomi, meskipun harga kopi naik, penelitian menunjukkan bahwa pendapatan pelaku usaha kopi tetap meningkat. Namun, kendala dalam mendapatkan bahan baku menjadi masalah utama, terutama karena fokus pemasaran kopi Aceh Tengah yang lebih condong ke ekspor dengan stok yang sudah terikat dalam kontrak.
Kadis Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Tengah, Mawardi Munthe, ST., MT., menyambut baik penelitian ini. Ia mengakui bahwa UMKM di Aceh Tengah mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku kopi, terutama karena produk turunan kopi semakin banyak dan permintaan terus meningkat, baik dari pembeli lokal maupun luar daerah.
“Kita tentu mendukung kegiatan penelitian seperti ini karena sangat membantu masyarakat, terutama pelaku usaha UMKM, untuk terhindar dari konflik sosial di tempat usaha,” ujar Mawardi ketika menerima tim peneliti UTU di ruang kerjanya.
Menurutnya, intervensi yang lebih strategis dari pemerintah diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan stabilitas ekonomi pelaku usaha kopi di Aceh Tengah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang konkret bagi pemerintah dalam mendukung sektor UMKM kopi yang semakin berkembang di tengah tantangan geopolitik yang ada.
Penelitian ini juga melibatkan dosen lainnya yaitu Dr. Nur Hafni, S.Sos., M.PA., Dr. Ainol Mardhiah, S.Ag., M.Si., dan Ade Ikhsan Kamil, S.Pd.I., M.A., serta dua mahasiswa dari Prodi Sosiologi, Aldi Prayogi dan Agung Try Rivandi. Penelitian ini didanai oleh PNBP Unimal.
Editor: Akil